Jumat, 11 November 2016

KARENA HAKIKAT CINTA BUKANLAH UNTUK BERPACARAN



Katakan Tidak Untuk Pacaran

Cinta kepada lain jenis merupakan hal yang fitrah bagi manusia. Karena sebab cintalah, keberlangsungan hidup manusia bisa terjaga. Oleh sebab itu, Allah Ta’ala menjadikan wanita sebagai perhiasan dunia dan kenikmatan bagi penghuni surga. Islam sebagai agama yang sempurna juga telah mengatur bagaimana menyalurkan fitrah cinta tersebut dalam syariatnya yang rahmatan lil ‘alamin. Namun, bagaimanakah jika cinta itu disalurkan melalui cara yang tidak syar`i? Fenomena itulah yang melanda hampir sebagian besar anak muda saat ini. Penyaluran cinta ala mereka biasa disebut dengan pacaran. Berikut adalah beberapa tinjauan syari’at Islam mengenai pacaran.

Ajaran Islam Melarang Mendekati Zina

Dalam Al-Qur'an Allah berfirman:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’ [17] : 32)

Dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa larangan dalam ayat ini lebih keras daripada perkataan ‘Janganlah melakukannya’. Artinya bahwa jika kita mendekati zina saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-jelas lebih terlarang.

Asy Syaukani dalam Fathul Qodir mengatakan, ”Apabila perantara kepada sesuatu saja dilarang, tentu saja tujuannya juga haram dilihat dari maksud pembicaraan.”
Dilihat dari perkataan Asy Syaukani ini, maka kita dapat simpulkan bahwa setiap jalan (perantara) menuju zina adalah suatu yang terlarang. Ini berarti memandang, berjabat tangan, berduaan dan bentuk perbuatan lain yang dilakukan dengan lawan jenis karena hal itu sebagai perantara kepada zina adalah suatu hal yang terlarang.

Islam Memerintahkan untuk Menundukkan Pandangan


Allah memerintahkan kaum muslimin untuk menundukkan pandangan ketika melihat lawan jenis. Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ

“Katakanlah kepada laki – laki yang beriman :”Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. An Nuur [24] : 30 )

Dalam lanjutan ayat ini, Allah juga berfirman,
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ

“Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : “Hendaklah mereka menundukkan pandangannya, dan kemaluannya” (QS. An Nuur [24] : 31) 

Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat pertama di atas mengatakan, ”Ayat ini merupakan perintah Allah Ta’ala kepada hamba-Nya yang beriman untuk menundukkan pandangan mereka dari hal-hal yang haram. Janganlah mereka melihat kecuali pada apa yang dihalalkan bagi mereka untuk dilihat (yaitu pada istri dan mahromnya). Hendaklah mereka juga menundukkan pandangan dari hal-hal yang haram. Jika memang mereka tiba-tiba melihat sesuatu yang haram itu dengan tidak sengaja, maka hendaklah mereka memalingkan pandangannya dengan segera.”

Ketika menafsirkan ayat kedua di atas, Ibnu Katsir juga mengatakan,”Firman Allah (yang artinya) ‘katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka’ yaitu hendaklah mereka menundukkannya dari apa yang Allah haramkan dengan melihat kepada orang lain selain suaminya. Oleh karena itu, mayoritas ulama berpendapat bahwa tidak boleh seorang wanita melihat laki-laki lain (selain suami atau mahromnya, pen) baik dengan syahwat dan tanpa syahwat. … Sebagian ulama lainnya berpendapat tentang bolehnya melihat laki-laki lain dengan tanpa syahwat.”

Lalu Bagaimana Jika Tidak Sengaja Memandang Lawan jenis?


Dari Jarir bin Abdillah, beliau mengatakan,

سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى.

“Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang cuma selintas (tidak sengaja). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku agar aku segera memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim no. 5770)

Faedah dari menundukkan pandangan, sebagaimana difirmankan Allah dalam surat An Nur ayat 30 (yang artinya) “yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka” yaitu dengan menundukkan pandangan akan lebih membersihkan hati dan lebih menjaga agama orang-orang yang beriman. Inilah yang dikatakan oleh Ibnu Katsir –semoga Allah merahmati beliau- ketika menafsirkan ayat ini. –Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk menundukkan pandangan sehingga hati dan agama kita selalu terjaga kesuciannya.

Allah Memerintahkan kepada Wanita untuk Menutup Auratnya


Allah berfirman,


يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab [33] : 59)


وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nuur [24] : 31).

Berdasarkan tafsiran Ibnu Abbas, Ibnu Umar, dan Atho’ bin Abi Robbah bahwa yang boleh ditampakkan adalah wajah dan kedua telapak tangan. (Lihat Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, Amr Abdul Mun’im Salim)

Agama Islam Melarang Berduaan Dengan Lawan Jenis


Dari Ibnu Abbas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِى مَحْرَمٍ
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali jika bersama mahromnya.” (HR. Bukhari, no. 5233)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ لاَ تَحِلُّ لَهُ ، فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ ، إِلاَّ مَحْرَمٍ
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya. (HR. Ahmad no. 15734. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini shohih ligoirihi)

Senin, 29 Agustus 2016

Mencintai Cukup Dengan Biasa



Cinta?

Sebongkah rasa yang tak mampu kucerna, datang dan pergi tanpa mampu di duga.
Namun, ku yakin ia tetaplah anugrah. Karena tanpa cinta, hidup serasa derita.
Akupun tak menampik, betapa indah cinta dan mencinta. Namun dalam ungkapkannya Ku tak sanggup memahatnya ke dalam untaian kata yang penuh dengan romansa.
Hanya kepada-Nya tak henti diri ini memohon yang terbaik atas izin-Nya, karena segala yang ada hanyalah hamparan rasa. Dan dengan ridho-Nya lah rasa itu kan tercipta.

Namun...
Haruskah saat rasa itu menyelimuti, mata ini dibutakan?
Ketika cahayanya merekah, haruskah nurani dihinakan?
Untukku, mencintainya cukuplah dengan biasa. Takkan ada kalimat rayu mengiba, takkan pula ada harap yang 'kan melukis perihnya luka. Cukup dengan mengukir namanya di atas sajadah, yang 'kan menjadikannya bait-bait doa nan indah.

Bagiku jatuh cinta padanya cukuplah dengan biasa. Dan tak perlu ungkapan rasa yang mampu menumbuhkan duri di dada, tak butuh setangkai pujian yang kan menyemai riya di hati. Kumencintai dangan cara yang biasa, karena ku tahu akhirnya nanti takdir Ilahi lah yang terjadi.

Ku mencintai dia yang biasa. Ku takkan pernah berharap dia menjadi yang sempurna, karena sedikit kelebihanpun aku tak punya. Ku takkan terpikat pada hati yang merasa dirinya luar biasa. Ku hanya mencintainya karena dia begitu biasa, sangat sederhana. Karena yang ingin ku dapati adalah dia yang penuh taat menjaga amanah dari pencipta-Nya.
Mencintai dengan biasa, maka ku tak mau ada nafsu yang membalut rasa.

Karena segalanya akan indah, saat kelak dia menjadi ma'mum dan aku imamnya nantinya.
Karena cintaku padanya biasa, maka...
Tak ada tatapan rindu menggelora.
Tak ada ungkapan cinta menggoda.
Takkan ada ikatan semu sehina pacaran, karena ku hanya ingin menggapainya dalam alunan halal pernikahan.
Tak ada pula pertemuan, sebelum ijab dilafadzkan.

Jika takdir-Nya tak menyatukan dia denganku.
Maka diri ini menanggapinya pun dengan biasa.
Tanpa air mata.
Tanpa rasa sesak di dada.
Tanpa di selimuti luka di jiwa.
Dan tanpa kebencian yang menggelora.
Mencintai dengan biasa. Cukup disini, di relung hati. Tak butuh ada yang tahu, bahkan dia yang di cintapun tak perlu tahu.

Mencintai dengan biasa, dengan menitipkan rasa cinta ini pada-Nya ialah ALLAH Sang Pemilik Cinta.
Hingga tiba saatnya nanti, jika Dia berkenan menyatukan kita dalam indahnya ikatan suci.
Maka ketika ijab telah terucap..
Ketika hijab sudah tersingkap..
Ketika cintanya memilihku..
Maka, aku akan mencintai dia dengan luar biasa..

Sabtu, 27 Agustus 2016

Teruntuk Sang Pelumpuh Hati



Ku lukis kata untukmu yang terindah, seindah do'a di waktu duha. Seuntai kata yang terangkai dari tinta air mata, kata yang 'kan melembutkan hati para penghuni surga.

Bismillah...

Teruntuk engkau yang telah melumpuhkan hatiku.
Tak terasa detik waktu mengalun berirama dan ku masih memendam rasa, rasa yang aku tak mengerti apakah ini anugerah atau malah ujian dari-Nya. Seperti yang engkau tahu duhai yang telah melumpuhkan hatiku, aku selalu berusaha menjauh darimu, aku selalu berusaha untuk tak acuh padamu. Saat di hadapanmu, aku ingin tetap berlaku seperti biasa walau butuh usaha untuk mencapainya.

Duhai engkau yang melumpuhkan hatiku.
Aku takut hadirnya cinta dapat sejenak melupakan-Nya, jika boleh berdoa, mungkin aku ingin meminta agar Dia mengembalikan sang waktu supaya aku mampu mengatur saat-saat pertemuan itu hingga tak ada tatapan pertama yang membuat hati ini selalu mengingatmu. Jarang aku memandang wanita, namun satu pandangan saja sanggup meluluhkan hati. Andai aku buta, tentu itu lebih baik daripada harus lumpuh seperti ini.

Duhai engkau yang melumpuhkan hatiku.
Aku tahu segala sesuatu terjadi atas izin-Nya Azza Wa Jalla, termasuk sesuatu yang kini tengah terukir indah di dada. Aku yang dahulu tak mengerti cinta itu apa dan bagaimana, kini merasakannya. Merasakan lembutnya sentuhan do'a yang engkau lafadzkan di atas sajadah.

Duhai engkau yang melumpuhkan hatiku.
Maafkan lemahnya iman ini yang tak sanggup menepis bayangmu meski dalam sujud-sujud malamku, maaf apabila diri ini rapuh. Aku bukanlah seorang yang berupa atau bertahta, bukan jua seorang yang memiliki harta dan nama terjaga. Ku hanya seorang lelaki biasa yang tertatih di jalan dakwah, mendapatkan hati tulus yang mencintai atas nama Tuhannya. Mencintai wanita yang nanti akan kuseka airmatanya, kubelai rambutnya, dan kukecup keningnya.

Inginku meminta padamu duhai yang telah melumpuhkan hatiku, sudikah engkau menunggu hingga aku siap dengan tegak mengkhitbahmu dan kau pun siap dengan pinanganku? Izinkan aku yang tak sempurna dan jauh dari atas sana menyempurnakanmu, perbolehkan aku yang biasa dan berjarak dari indah ini memuliakanmu dengan caraku, kuharap nanti 'kan ada secercah cahaya-Nya menuju, dan 'kan kusiapkan langkah terbaik untuk menemanimu. Duhai engkau yang telah melumpuhkan hatiku.

Temani aku dalam perahu kehidupan yang 'kan mendayuh setelah kau utuh untukku, di mana kita akan mencoba yang terbaik sampai kita tak lagi mampu dan akhirnya berlabuh. Ingin kurayu sosok shalihah dirimu, ingin kusentuh jemari bergantung tasbihmu, ingin kudengar suara lembut tundukmu, ingin kulengkapi kau dengan ijab cintaku, sungguh meski tertatih 'kan kunanti hari itu.

Duhai engkau yang telah melumpuhkan hatiku..

Jumat, 26 Agustus 2016

Fatamorgana



Ketika tahta menguasai jiwa..
Ketika mimpi tak beralas hati nurani..
Tak peduli atas nasehat yang ada..
Hingga Allah sang pencipta dianggap tiada..

Saat logika berpikir nafas tak berakhir..
Saat jiwa merasa menang tak kan ada lawan..
Tak ada rasa takut akan hari kemudian..
Karna rasa itu tlah tertutup bisikan syetan..

Sadarlah wahai jiwa yang zolim..
Sadarlah wahai jiwa yang penuh dosa..

Kesenangan yang kau rasa bagaikan fatamorgana..
Surga yang kau rasa di dunia, sesungguhnya jalanmu ke neraka..
Segeralah bersujud mohon ampunan-NYA..
dan pergunakan waktu yang sebaik-baiknya..
Sebelum nyawa terlepas dari raga..
Hingga akhirnya penyesalanlah yang ada..

Renungan

Saat diri berada dalam nikmat dan kesenangan dunia..
Kadang hati ini meninggi, Akal ini melupa..
Hingga tanpa sadar tiada syukur yang tercipta..
Bagai berjalan dibara api yang tak merasa
sakit..

Begitulah hati tat kala diselimuti kegelapan dan keangkuhan..
Terjerat.. Tersesat..
Membuat hati meringis diselingi gelisah tiada henti..
Ketenangan menjadi sesuatu yang sangat di rindukan oleh hati..
Maka dari itu, Syukuri lah atas apa yang di miliki..
Niscaya kan membawa hati pada ketenangan dan ketentraman..

Menginginkan Yang Baik, Dengan Cara Yang Baik

Wahai akhi..
Apakah engkau tahu ya akhi,
Seorang perempuan itu punyai hati yang halus..
Janganlah dekati dia jika hanya ingin basa-basi..
Jangan bilang cinta jika ingin pakaikan mahkota zina..
Karena engkau harus tau akhi,
Susah payah ayah bundanya menjaga dia dengan sepenuh jiwanya..
Jangan kotori dia dengan pacaran yang berbalut angkara murka sang Pencipta..
Jika inginkan dia..
Jika cintai dia..
Jika sayangi dia..
Halalkanlah dia, dengan datangi kedua orang tuanya..
Dan memohonlah restu kedua orangtuanya tuk menikahinya..
Kiranya itu lebih baik yang Insya Allah sang Penciptapun kan Meridhoinya..

Perbaiki Diri Lebih Baik



Janganlah pernah melihat seseorang hanya satu sisi..
Mungkin hari ini dia adalah yang susah dalam beribadah..
Esok lusa mungkin dia adalah yang ikhlas dalam beristiqomah..
Hari ini mungkin dia sosok yang kasar dan keras dalam berucap tanpa menjaga kata-kata yang terucap..
Esok lusa mungkin dia adalah sosok yang lembut dalam berucap dan menjaga setiap kata yang terucap..
Hari ini mungkin dia adalah sosok yang ingkar kepada ALLAH Ta’ala..
Esok lusa mungkin dia menjadi sosok yang ta’at dalam menjalankan printah-NYA..


Kita tidak pernah tahu, dan tidak akan tahu..
Tugas kita bukanlah menerka-nerka seseorang..
Tapi mengajak sesama ke jalan ALLAH dan saling mendo’akan ..
Agar setiap jejak langkah perbuatan..
Adalah sebuah kebaikan yang kan datangkan kebahagiaan..
Maka janganlah hina permulaan seseorang..
Karena kita tidak akan pernah tahu bagaimana pengakhirannya..

Sudah tahu itu hal yang di larang, tapi masih di lakukan..
Sudah tahu sering di kecewakan, tapi tetap di lanjutkan..
Sudah tahu sering di lukai, tapi masih saja di jalani..
Walaupun katanya tidak membawa kepada hal yang menjerumuskan..
Tapi nyatanya itu adalah awal dari kemaksiatan..
Jika memang sudah mampu maka halalkan..
Jika belum mampu lebih baik do'akan dan perbaiki diri dalam ketaatan..
bukan maksud diri ini tuk menggurui..
bukan maksud hati ini tuk menjadi insan yang sok suci..
bukan pula ingin menunjukan kemunafikan dalam diri..
karena diri ini hanya ingin mengajak dan mengingatkan..
untuk mampu menjaga diri dari perkara yang di murkai..
dan semoga kita bisa belajar untuk baik dalam menempatkan..
atas apa yang di larang dan atas apa yang di perintahkan..

PERMULAAN INDAH AWAL TIPU DAYA SETAN

Pada permulaan semua terasa indah, tak bercela, menyenangkan tanpa duka..
Berjanji setia, tanpa akan buat kecewa apa lagi menggoreskan luka..
Dengan kata-kata indah penuh romansa buat dunia seakan milik berdua..
Sadarilah segalanya adalah kesalahan yang dapat merusak dan mengotori fitrah cinta yang semestinya..

Karena itu lah awal dari tipu daya setan yang menyesatkan..
Hingga buat diri seakan terlena akan apa yang harusnya ditinggalkan..
Dan lupa bahwa itu adalah sebuah larangan yang di haramkan..
Memang mulanya selalu lapang dan tanpa ragu..
Hingga pada akhirnya akal dan pikiranpun terambil alih oleh nafsu..

Dari itu sebuah pilihan atas segala sesuatunya ada pada diri kita sendiri..
Kemuliaan kah..?
Ataukah penyesalan?

NIKMAT MANA LAGI YANG DI DUSTAKAN??



Nikmat manakah yang kita dustakan..?
Kala bahagia menyapa dengan bejuta kegembiraan..
Tak jarang dari kita larut dalam kebahagian dengan cara yang berlebihan..
Hingga tiada syukur yang terucapkan..
Dan akhirnya Allah pun di duakan..

Nikmat manakah yang kita dustakan..?
Kala derita menyayat hati penuh kelukaan..
Hingga kewajiban menjadi terabaikan..
Hanya keluh, kesah, yang engkau pertanyakan..
Bagaikan hidup di dunia adalah sebuah kesalahan..
Hingga yang terlintas dalam pikiran..
Menjadikan Allah lah yang di persalahkan..

Dimanakah rasa syukur..?
Di saat bahagia yang terasa..
Mata seakan di butakan oleh dunia..
Di saat derita yang tercipta..
Hati seakan tertutup oleh kekecewaan pada sang pencipta..

Ketahuilah, di saat bahagia ataupun derita..
Itu adalah sebuah anugerah yang di titipkan-NYA..
Maka syukurilah setiap proses yang tercipta..
Jadilah pribadi yang senantiasa pandai mensyukuri..
Di setiap jengkal kehidupan yang di jalani..

UKHTY, ENGKAU MAKHLUK PENUH KEMULIAAN



Ukhty,

Sesungguhnya kau di ciptakan dengan segala keistimewaan..
Hingga dalam Islam pun kau di jadikan makhluk penuh dengan kemuliaan..
Namun mengapa kau jadikan kemuliaan sebagai pengekangan..
Dan apa yang di perintahkan kau anggap sebagai ketidakbebasan..

Ketahuilah..

Islam mengajarkan untuk menutup aurat tidak lain adalah untuk menjaga kemuliaan..
Menghindarimu dari tatapan yang mampu menjerumuskan..
Melindungimu dari pandangan yang berujung pada kemaksiatan..
Menjagamu dari prilaku yang bisa merusak kehormatan..

Janganlah bangga pada kecantikan yang kau tampakan..
Janganlah bangga ketika kecantiaknmu menuai banyak pujian..
Janganlah bangga ketika kecantikanmu menjadikannya pusat dari pandangan..

Hakikatnya engkau adalah makhluk yang penuh kemuliaan..
Maka jagalah semua itu dengan apa yang di perintahkan..
Sehingga apa yang kau lakukan berujung pada keridhoan..

Istikharah Cinta



Kala hati penuh rindu..
Berselimutkan sayup-sayup bisik namamu..
Tersembunyi dalam hati dengan harapan yang suci..
Telah lama diri menanti hadirmu seseorang yang di Ridhoi..
Dalam penantian suci..
Dalam indahnya Istikharah diri..
Berharap semua terjadi..
Di waktu yang pasti yang di Ridhoi sang Illahi..

Rabbku..
Jika memang adanya jauh untukku..
Dekatkan dia atas Ridho-MU..
Jika memang adanya sulit untuku..
Mudahkanlah atas Izin-Mu..
Jika memang dia bukan yang terbaik untukku..
Berikan satu yang pasti yang terbaik menurut pilihan-MU..

Rabbku..
Bimbinglah diri tentukan pilihan..
Satu nama yang di pinta..
Menjadi yg pasti untuk di cinta..

Kamis, 19 Mei 2016

RENUNGAN DIRI

CAHAYA YANG TERANGI JIWA



Terasa diriku ini jauh dari rahmat Tuhan
Dosa yang telah aku lakukan
Menerjah ruang fikiran
Masihkah ada untukku keampunan

Gelap rasa dunia ini
Tanpa cahaya Ilahi
Baru kini kusadari
Jalan yang aku lalui
Memusnahkan pedoman hidup
Melempar hatiku ini ke lembah kehinaan

Dalam kegelapan itu
Terbit cahaya dari-Mu
Memandu hamba-Mu menuju iman
Menginsafi diri dengan ketaqwaan dan kesabaran
Kau terangi jalanku menuju syurga-Mu
Dan Kau tunjuki dengan hidayah-Mu
Hanyalah pada-Mu kuhadapkan diri
Mohon keampunan

Wahai Yang Maha Pengasih
Bantulah hamba-Mu ini
Yang kian terombang-ambing
Di dalam arus duniawi
Kuberdoa kepada-Mu
Memohon limpah rahmat-Mu
Mentari hidupku kan bersinar kembali…

Rabu, 18 Mei 2016

HIDUP ADALAH PROSES PEMBELAJARAN



Hidup ini adalah sebuah misteri ..
yang tidak kunjung habis "digali maknanya" dan ke mana arahnya..
Ribuan tahun sudah kehidupan ini terjadi di bumi ini..
dan ada jutaan orang telah tinggal di dalamnya..
Di antara sekian juta manusia yang mendiami bumi ini..
Ada banyak "makna dan arah" yang telah diwariskan..
Hidup adalah Belajar..., Belajar..., dan terus Belajar.... Belajar untuk memaknai HIDUP..
Belajar BERSYUKUR meski Kekurangan..
Belajar IKHLAS meskipun Hati Tak Rela..
Belajar TAAT meskipun Berat..
Belajar MEMAHAMI meskipun Tak Sehati..
Belajar BERSABAR meskipun Terasa Terbebani..
Belajar Menjadi Manusia yang LEBIH BAIK,
OPTIMIS menjalani hidup dan selalu TAWAKAL Kepada ALLAH YANG MAHA MENGUASAI HIDUP..
Jika  semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar IKHLAS?
Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR?
Jika setiap doa kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR?
Seorang yang dekat dengan ALLAH, bukan berarti tidak ada air mata..
Seorang yang taat pada ALLAH, bukan berarti tidak ada kekurangan..
Seorang yang tekun berdo`a, bukan berarti tidak ada masa sulit..

Biarlah ALLAH yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena ALLAH tahu yang tepat untuk memberikan yang terbaik untuk hamba-hamba-NYA..

Jumat, 06 Mei 2016

SOSOK YANG PANTAS DI DAMBA



Wanita yang disayangi
Adalah pencinta Tuhannya...
Yang mengalir cinta karena-NYA, takut kepada-NYA, dan berharap hanya pada-NYA...
Selalu berusaha tuk perbaiki dirinya..
Dari waktu ke waktu, dari hari ke hari..
Sehingga perjalanan di antara jasad dan nyawanya berakhir..

Wanita yang dirindui...
Adalah wanita yang dimata dan wajahnya terpancar sinar nur Illahi..
Lidahnya basah dengan zikrullah..
Dan di sudut hati kecilnya sentiasa membesarkan Allah sang penciptanya..

Wanita yang dicintai..
Adalah yang menutup auratnya..
Dari pandangan mata ajnabi..
Sebab kehormatan dirinya begitu mahal nilainya..

Wanita yang dikasihi..
Yang bersyukur dengan apa yang ada..
Yang bersabar pada yang tiada..
Cinta pada hidup yang sederhana..
Karena tersebab cinta hanya karena-NYA..
Sehinga tidak larut dalam fananya dunia..

BERSYUKURLAH




Bersyukur itu jauh lebih mulia daripada mengeluh, tiada rasa senang sedikitpun..
Bersyukurlah dengan setiap pemberian Allah karena tidak semua insan di dunia ini sadar terhadap apa yang ia peroleh..
Bersyukurlah atas apa yang diberikan oleh Allah karena Allah selalu menguji kesabaran dan usaha hamba-NYA..
Bersyukur membebaskan diri dari belenggu kecemasan..
Bersyukur menyebarkan keimanan dengan benih ikhlas terhadap qadha dan qadar-NYA..
Bersyukur membuat apapun kondisi yang dihadapi adalah istimewa dihadapan Allah..
Jika kita belum memiliki apa yang kita sukai, maka sukailah apa yang kita miliki saat ini karena itu adalah sebagian dari syukur kepada Allah..
Selalu bersyukur untuk hari ini, esok hari, dan selanjutnya hingga ajal menjemput kita..
Bukan bahagia yang menjadikan kita bersyukur tetapi dengan bersyukur akan menjadikan hidup kita bahagia..

Kamis, 05 Mei 2016

CARAKU MENCINTAIMU



Inilah caraku mencintaimu,
Dalam diamku,
Dalam ketulusanku,
dalam Do’a ku,
dalam cara tak biasaku,
Meski sulit,
Meski berat,
namun ku tahu ini pilihan terbaik agar kita tak terlalu saling mengharap..
Karena berharap hanya pantas pada Sang Pemberi Nafas..
Karena berharap hanya pantas digantungkan pada Sang Pengatur Detak Jantung..
Pada-Nya kuharap Dia kan menjagamu untukku..
Pada-Nya kutitipkan hatimu..
Biarlah ku hanya bisa menyapamu lewat senandung do'a..
Agar Untukmulah segala kebaikan..
Agar bersamamulah segala keindahan..

Rabu, 04 Mei 2016

KEMULIAAN WANITA





Betapa Islam memuliakan dan menghormati kedudukan wanita muslimah..
Islam melarang seorang laki-laki berduaan dengan seorang perempuan, bukannya tanpa alasan.
sebab setan akan hadir untuk menjerumuskan..
Kecuali jika di temani makhramnya, itu masih bisa di toleran..
Islam melarang laki-laki untuk berduaan tanpa ada orang ketiga bukan tanpa alasan..
Melainkan Islam tidak menginginkan terjadinya kemaksiatan..
Jagalah selalu pandanganmu..
Jagalah kesucianmu..
Jagalah murninya Iman Islammu..
Semoga Allah slalu meridhoi kita di setiap langkah..
Menjadikan kita pribadi yang selalu beristiqomah..
Dan mampu untuk menjaga setiap amanah..
Serta selalu berusaha khusyu dalam beribadah..

WANITA PERHIASAN DUNIA



Wanita, yang diibaratkan sebagai perhiasan dunia, intan permata penyejuk hati..
Wanita, Kecantikannya terpancar dari sebuah keteguhan yang dalam, membawanya pada sebuah derajat yang begitu tinggi..
Wanita, dituntut untuk selalu menjaga dirinya karena setiap bagian jasad, ruh dan akalnya memiliki potensi keindahan yang mempesona..
Wanita harus teguh pendiriannya, tidak mudah meluruhkan harga dirinya untuk hal-hal yang dilarang oleh Penciptanya..
Wanita, Dia mengerti setiap detail dari dirinya begitu berharga karena untuk itulah seharusnya pria mampu menjaga dan melindunginya..
Dan sebaik-baik wanita ialah yang mampu menjaga aurat, akhlak dan perbuatannya..
Dengan selalu beristiqomah di setiap langkah yang di ridhoi-NYA..

BELAJARLAH TAWADHU





Ketika memandangi diri di depan cermin,
Terbesit dalam relung hati ini,
yang seakan menjadikan banyak pertanyaan yang sulit tuk terjawab..
Siapakah diri ini? Bagaimanakah kelak dengan diri ini?
Sesosok wajah yang telah di kenal dan sangat sering di lihat,
Namun seakan diri ini belum begitu mengenal akan siapa sosok yang terlihat..
Ketika menatap wajah, hati ini penuh dengan berjuta tanya,
Apakah wajah ini kelak akan bercahaya dan bersinar di Surga-NYA..
Ataukah wajah ini yang akan hangus legam di Neraka-NYA..?
Ketika diri menatap mata, relung hati kembali bertanya,
Akankah mata ini kelak mampu untuk memandang Rasulullah dengan tatapan penuh kerinduan..
Ataukah mata ini yang kelak akan terperanga, melotot dan terburai menatap pedihnya siksa neraka..
Akankah mata penuh maksiat ini kelak akan menyelamatkan?
Apakah yang selama ini kau tatap wahai mata?
Ketika diri pandangi mulut ,
Apakah kelak lidah ini mampu untuk mengucap kalimat-kalimat ALLAH di saat malaikat maut datang menjemput..
Ataukah mulut ini hanya mampu menganga dengan lidah yang terjulur dengan merasakan kesakitan yang teramat pedih..
Apa yang selama ini engkau ucapkan wahai mulut?
Berapa banyak jiwa yang terluka oleh lisan ini?
berapa banyak kata-kata manis yang terucap untuk berdusta?
Ketika diri pandangi tubuh ini,
Apakah tubuh ini yang kelak kan bercahaya, bersinar, bersukacita, berbahagia di Surga-NYA?
Ataukah tubuh yang kelak akan tercabik-cabik hancur mendidih di dalam lahar membara di Neraka-NYA dan terpasung tanpa ampun dengan derita yang takkan pernah berakhir..
Wahai tubuh,
berapa banyak maksiat yang engkau lakukan..? berapa banyak jiwa yang terdzalimi oleh mu..?
Wahai tubuh,
seperti apakah isi dalam relung hatimu?
Apakah isi hatimu sebagus kata-katamu,
Apakah hatimu seindah penampilanmu
ataukah sebusuk kotoranmu?

TETAP ISTIQOMAH



Jika semua yang kita kehendaki terus kita miliki, bagaimana kita belajar ikhlas..
Jika semua yang kita impikan segera terwujud, bagaimana kita belajar sabar..
Jika setiap do'a kita terus di kabulkan, bagaimana kita dapat belajar ikhtiar..
Seorang yang dekat dengan Allah, bukan berarti tidak ada air mata..
Seorang yang taat pada Allah, bukan berarti tidak ada kekurangan..
Seorang yang tekun berdoa, bukan berarti tidak ada masa sulit..
Biarlah Allah yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita..
Tetaplah terus berusaha tuk perbaiki diri dengan istiqomah..
agar kita selalu di ridho-Nya dalam setiap langkah..
dengan begitu kita akan di beri ketenangan dalam beribadah..
dan kelak pada masa nya semua nya kan jadi indah..
karena Dia tahu waktu yang tepat untuk memberikan yang terbaik..

KATA-KATA INDAH

FITRAH CINTA

Cinta itu fitrah, 
Yang seharusnya terbingkai dengan iman, dan sesuai syariah, agar tidak timbulkan fitnah..
Bila sudah mampu, menikahlah agar tiada fitnah yang akan menyapa..
Bila belum mampu, Perbaiki dirilah untuk pantaskan diri sesuai perintah-NYA..
Bila belum bertemu, Tawakkal lah, dan yakinlah Allah akan mempertemukan dengan Ridho-NYA..


DUNIA ADALAH FATAMORGANA

Setiap apa yang di lihat selamaa ini belum tentu sama dengan apa yang terlihat pada kenyataannya..
Hati kadang tak sejalan dengan lisan.. Penuh dengan rekayasa yang penuh dengan tipu daya.. 
Begitulah sifat manusia, namun sebaik2 manusia adalah ia yang mau belajar dari apa yg sebelumnya ia lakukan dan belajar dari apa yang belum ia ketahui atas apa yang kelak kan terjadi..
Dengan menjadikan nya acuan untuk menjadi pribadi yang lebih baik di setiap waktunya..

SABAR TIDAK TERBATAS

Ketahuilah sabar itu tak terbatas, 
walau selalu ada tetes air mata,
walau ujian seakan terus menerpa, 
lelah, resah dan gelisah kian terasa,
Namun tenangkanlah hati dengan Iman,
Syukuri dan jalani dengan senyuman,
Seluas apapun ujian, seberat apapun cobaan,
Kiranya iman lah yang hendaknya selalu tersimpan..


HATI TERLENA DUNIA

Jauh sudah langkah kaki ini..
Lewati jutaan detik yang tak mungkin kembali..
Berjuta dosa kian mewarnai diri..
Hati lupa kadang terlena..
Mimpi dunia menggoda sang jiwa..
Namun..
Tangan ini, hati ini, hari-hari berlalu kan jadi saksi-Mu
Dan tak bisa ku sembunyi..
Dan tak bisa ku berlari..
Suka duka nestapa tiada hati bisa tuk berdusta..
Ilahi ampunilah kami..
berilah selalu cahaya penerang digelapnya hati..
dan andai waktu memanggil jiwa..
Berharap tersenyum di akhir masa..


ISTIQOMAH DAN TAWADHU

Tidak ada kemelaratan yang lebih parah dari kebodohan dan tidak ada kekayaan yang lebih bermanfaat dari kesempurnaan akal. Tidak ada kesendirian yang lebih terisolir dari ujub (rasa angkuh) dan tidak ada tolong-menolong yang lebih kokoh dari musyawarah. Tidak ada kesempurnaan akal melebihi perencanaan (yang baik dan matang) dan tidak ada kedudukan yang lebih tinggi dari akhlak yang luhur. Tidak ada sifat kehati-hatian yang lebih baik dari menjaga diri (memelihara harga diri dan kehormatan diri), dan tidak ada ibadah yang lebih mengesankan dari tafakur (berpikir), serta tidak ada iman yang lebih sempurna dari sifat malu dan sabar..

CINTAILAH ALLAH


Tanpa di sadari kita sebagai manusia terlalu menghamba pada cinta, cinta akan dunia, cinta akan makhluk yg di ciptakan-NYA hingga lupa dan mengabaikan ALLAH sang maha pencipta..
Kita menyandarkan cinta pada yang akan hilang, kita menaruh cinta pada yang akan terpisah, karena kita lebih mencintai pada makhluk-NYA bukan penciptanya..
Namun apabila ALLAH sudah lebih kita cintai di banding segalanya, maka ALLAH akan limpahkan kasih sayang-NYA kepada kita hingga makhluk ciptaan-NYA pun mencintai kita..

Yuu istiqomahkan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik..

SYUKURI

Walaupun masalah silih berganti, 
Namun janganlah sampai menyesali diri, 
Coba lihat dari segala sisi, lebih banyak yang harus kita syukuri, 
Karena karunia nikmat Sang Illahi tak pernah berhenti, 
Belajarlah tuk selalu mensyukuri, agar rasa tenang selalu menerangi hati..

INGATLAH

Dengan apa kita membalas setiap kebaikan yang Allah berikan..
Jika bukan dengan ketaatan..
Dan nikmat dari Allah manakah yang kita dustakan..
Hingga kita lupa atas apa yang di perintahkan..

ALLAH SELALU ADA

Mengeluhlah, menangislah, dan bersujudlah di hadapan-NYA karena kesulitan mu hanya pantas di lihat oleh-NYA, beban dan ujian hanya ALLAH kuncinya.. Berbagilah dan critakanlah semua kepada-NYA...

PANTAS DI CINTAI

Berhentilah untuk mencari seseorang yang bisa sempurna tuk di cintai,
Karena lebih baik jika kita belajar dan mempersiapkan diri,
untuk menjadi seseorang yang pantas tuk di cintai..


CINTA KARENA ALLAH


Ya Rabbku,
Jika cinta ini adalah sebuah KERINDUAN,
Maka jadikanlah rindu ini jalan untuk selalu mengingat-MU..
Jika cinta adalah sebuah PERJUANGAN,
Maka kobarkanlah selalu semangat kebaikan di jiwaku..
Jika cinta adalah sebuah PERJUANGAN,
Maka jadikanlah pengorbanan ini agar tidak sia-sia di sisi-MU..
Jika cinta adalah AIR MATA,
Maka jadikanlah setiap tetes yang jatuh sebagai kesungguhan hati dalam Bertaubat karena-MU..
Jika cinta adalah sebuah KESETIAAN,
Maka jadikanlah diri ini untuk tetap setia mentaati-MU..
Jika cinta adalah sebuah PENANTIAN,
Maka berikanlah selalu kesabaran kepada diri ini dalam menanti ketetapan-MU..
Dan jika cinta adalah sebuah KEINDAHAN,
Maka jagalah agar diri ini tetap terbingkai oleh ketulusan dan keikhlasan dalam bertaqwa kepada-MU..

PERNAHKAH MERASA MALU?



Pernahkah kita merasa malu kepada-NYA..
Mengaku mencinta-NYA, tapi enggan mengikuti perintah-NYA..
Selalu ingin terkabulkan dalam berdo'a, sementara diri bangga dengan dosa-dosa..
Pernahkah kita bertanya pada Jiwa ini yang penuh dengan dosa..
Andaikan ini akhirnya, diri ini tak mampu tuk berbuat apa-apa, hanya tertunduk tak berdaya..
Tatkala nafas berhenti berhembus, dan kedua mata selamanya kan tertutup..
Kiranya apakah yang kan dibawa diri ini untuk menghadap-NYA..
Waktu yang hilang dan terbuang tidak akan mampu lagi untuk terulang..
Yang terasa hanyalah sesal yang mendalam, karena hanya dosa yang tertanam..

RIDHO-NYA ADALAH TUJUAN YANG NYATA


Ketika seseorang berjalan menapaki langkah kehidupan..
Pasti banyak rintangan yang menghalangi pandangan..
Ketika telah sampai di tempat tujuan..
Yang di dapat bukanlah kesenangan dan kebahagiaan..
Melainkan penyesalan karena tak sesuai harapan..
Mengapa bisa terjadi demikian..?
Jelas, karena tidak tersisipkan Allah dalam jalan yang telah dilalui..
Sebab telah terlupa atas apa yang seharusnya menjadi dasar dari tujuan..
Hingga jalan itu jauh dari keridho-NYA..
Untuk itu, jadikanlah Allah sebagai alasan engkau berbuat.
Jadikan Allah sebagai sandaran kekuatan..
Insya Allah jalan yang di lalui tertuntun selalu dalam lingkar kebaikan..

SUATU SAAT AKAN MENGERTI

Suatu saat kau akan mengerti mengapa hari ini Allah mengambil apa yang DIA titipkan padamu sedang kau mencintainya dengan amat sangat hingga akhirnya membuatmu menangis karena kehilangannya..
Suatu saat kau akan akan mengerti mengapa Allah melakukan sesuatu yang tidak kau sukai hingga membuatmu tak berhenti untuk mengeluh..
Suatu saat kau akan mengerti mengapa Allah memberikanmu sesuatu yang membuat hatimu amat kecewa hingga membuatmu sulit untuk mensyukuri apa yang diberi-NYA..
Suatu saat kau akan mengerti mengapa harus ada jalan mulus namun menyesatkan dan jalan terjal namun mengantarmu pada kebahagiaan..
Suatu saat kau akan mengerti mengapa kau harus memperlakukan cinta dihatimu dengan penuh kehati-hatian..
# Suatu saat kau akan mengerti tentang sesuatu yang saat ini belum kau mengerti..

Senin, 02 Mei 2016

TETAP HUSNUDZON


Terkadang diri hanya pandai dalam menerka..
Dengan berjuta prasangka tanpa diri mampu tuk merasa..
Walau hati kadang hanya mampu tuk menduga dengan berjuta kemelut yang menyapa..
Namun, selimutilah hati dengan penuh keikhlasan..
Di dalam setiap jejak perbuatan..
Dan tanamkanlah hati penuh dengan rasa kesabaran..
Di setiap langkah perjalanan..
Niscaya kan buat hati indah penuh dengan ketenangan..
Hendaknya diri mampu tuk betawakal dengan penuh ketawadhuan..
Dan berserah pada Sang penggenggam hati yang Maha menciptakan..
Agar diri selalu dalam lindungan-NYA..
Sehingga terhindar dari rasa susah, resah dan gelisah..
Yakinilah bahwa setiap derap langkah yang ditorehkan adalah hanya untuk menggapai Ridho-NYA.
Untuk itu tetaplah berdiri tegar meski dalam kerapuhan yang kian meruntuhkan keimanan..

Dan tetaplah tunduk pada hati yang berbalut ketaqwaan hanya pada-NYA..

Sabtu, 30 April 2016

SADARILAH, WAHAI UKHTY



Ukhty, Sadarilah..
Fitrah wanita adalah pemalu, Dan kau indah karena sifat malumu..
Lalu, masihkah kau tampak menawan jika rasa malu itu telah di nafikan?
Masihkah kau tampak terjaga jika malu itu telah kau singkap..
Wahai Ukhty, jadikan malu sebagai selendangmu..
Maka tawan hatimu sendiri dalam sangkar keimanan..
Dan selimutilah hatimu dengan rasa kesetiaan..
Kesetiaan pada-NYA yang Maha menciptakan..
maka ketika kau jatuh hati,
Maka mencintailah dalam hening, dalam diam..
Tak perlu kau lari, tak perlu kau hindari..
Namun juga, jangan kau sikapi dengan berlebihan..
Jangan kau umbar rasamu..
Jangan kau tumpahkan segala sukamu..
Ukhty, cinta adalah sebuah fitrah..
Sebuah anugrah yang indah..
Namun.. Saat rasa itu menyapa, maka hadapilah dengan anggun..
Karena rasa itu ibarat belenggu pelangi, dengan begitu banyak warna..
Cinta terkadang membuatmu bahagia, namun tak jarang membuatmu menderita..
Cinta adalah perangkap rasa..
Sekali kau salah berlaku, maka kau akan terkungkung dalam waktu yang lama dalam lingkar derita..
Maka, peganglah kendali hatimu,
Arahkan semua hanya karena-Nya..
Dan cintailah dalam diam, dalam hening..

Kiranya itu jauh lebih indah..

Jumat, 29 April 2016

ALLAH YANG LEBIH TAHU



Pernahkah berfikir,
Kita terkadang merasa iri melihat seseorang yang mendapatkan perhatian dari yang di cinta..
dan selalu menganggap bahawa diri selalu ada dalam kemelut sepi yang selalu temani..
Tiada perhatian, tiada kasih sayang, tiada kebahagiaan dari sosok yang di damba..
Sehingga menjadikan diri sebagai sosok yang selalu sendiri..
Tapi ingatlah,
Bahwa di dunia ini kita selalu diperhatiakan-NYA..
Selalu di awasi siang dan malam tiada henti oleh-NYA..
Rasa cinta dan sayang-NYA terhadap kita tiada dapat di ungkapan dengan sebuah kata..
Dan tiada yang mampu untuk menyamai-NYA..
Untuk itu,
Janganlah pernah menganggap diri sepi tiada guna..
Hanya karena tiada sosok yang memberi arti di dalam jiwa..
Ingat lah DIA selalu ada disaat diri bahagia maupun berduka..

# Masihkah kita meragukan-NYA..?

KESUNYIAN HATI




Sunyi mempertegas kebisuan..
Kebisuan hati yang tak ingin terucapkan..
Seakan terpenjara dalam perasaan,
Yang ku sendiri tak tahu mengapa terjadi..
Cemburu mendera ku setiap waktu..
Yang karena nya aku merasa tak berdaya,
Merasa terabaikan..
dan hanya menjadi sebatas bayangan
Yang tak bisa menghilang..
Hati ini luka melihat siapa yang memiliki nya..
Bahkan tak mampu lagi,
Tuk menitikkan air mata..
Walau seakan perih..
Tak bisa hati ini tunjukkan akan perasaannya..
Tiada mampu tuk bercerita akan apa yang di rasa..
Tapi itu hal yang nyata..
Terperangkap dalam kebodohan cinta..
yang tak bisa ku perjuangkan..
Kini kisah ku hanyalah sebuah ilusi
Yang hanya bisa ku pandangi
Tanpa bisa ku miliki..

KUMPULAN HADITS



HURUF HAMZAH ( أ )
1- إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
1. Sungguh, amal itu hanyalah menurut niatnya. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah dari Umar ibn Khatthab, dll).
2 - إِيَّاكُمْ وَخَضْرَاءَ الدِّمَنِ ( الْمَرْأَةُ الْحَسْنَاءُ فِيْ مَنْبَتِ السُّوْءِ )
2. Kalian agar menjauhi Khodhro’ ad-diman (wanita cantik yang hidup di lingkungan jelek / tidak berakhlak)
3- أَيُّ دَاءٍ أَدْوَى مِنَ الْبُخْلِ
3. Penyakit mana yang lebih berbahaya daripada bakhil / kikir ?
4- إِنَّ مِنَ الْبَيَانِ لَسِحْرًا وَإِنَّ مِنَ الْعِلْمِ لَجَهْلاً وَ إِنَّ مِنَ الشِّعْرِ لَحِكْمَةً
4. Sungguh, diantara keterangan itu ada yang memiliki kekuatan sihir. Sungguh diantara ilmu itu ada yang menyerupai kebodohan. Sungguh, diantara syiir itu ada yang mengandung hikmah.(HR. Abu Dawud dari Burdah)..
5- اِسْنَعِيْنُوْا عَلَـى إِنْجَاحِ الْحَاجَاتِ بِالْكِتْمَانِ, فَإِنَّ كُلَّ ذِيْ نِعْمَةٍ مَحْسُوْدٌ
5. Minta tolonglah untuk mensukseskan hajat / kebutuhan dengan sembunyi-sembunyi, karena setiap orang yang memperoleh nikmat itu didengki. (HR. Uqaili, Ibnu ‘Adi, Thabraani dalam al-Kabir, Abu Nu’aim dan Baihaqi dalam Syu’abul Iman, dari Mu’adz bin Jabal).
6- اِتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُوْمِ, فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ
6. Takutlah terhadap doanya orang yang dizholimi, karena tidak ada hijab yang menghalangi antara doa tersebut dengan Alloh.
7- إِنَّكُمْ لَنْ تَسَعُوا النَّاسَ بِأَمْوَالِكُمْ فَسَعُوْاهُـمْ بِأَخْلاَقِكُمْ
7. Sungguh, kalian tidak dapat memuaskan orang-orang dengan harta kalian, tetapi puaskan mereka dengan akhlak yang baik. [HR. Bazzar, Abu Nu’aim, Haakim dan Baihaqi dalam Syu’abul Iman dari Abu Hurairah].
8- إِنَّ هَذَا الدِّيْنَ مَتِيْنٌ, فَاَوْغِلْ فِيْهِ بِرِفْقٍ وَلاَ تُبَغِّضْ لِنَفْسِكَ عِبَادَ اللَّهِ, فَإِنَّ الْمُنْبَتَّ لاَ أَرْضًا قَطَعَ وَ لاَ ظَهْرًا أَبْقَـى
8 Sungguh, Agama Islam ini kokoh, maka berjalanlah padanya dengan halus dan jangan membuat hamba Alloh membencimu, karena orang yang terputus perjalanannya tidak dapat menyelesaikan perjalanannya dan tidak dapat mempertahankan kendaraannya. [HR. Bazzar dari Jabir]..
9- إِنَّ الدِّيْنَ يُسْرٌ وَ لَمْ يُشَادَّ الدِّيْنَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ فَسَدِّدُوْا وَقَارِبُوْا
9. Sungguh, Agama Islam itu mudah dan tak seorang pun yang mempersulitnya kecuali ia merasakan kesulitan sendiri. Karena itu berlaku luruslah (tepat) dan mendekatlah. [HH. Bukhari dan Sasa’i, dari Abu Hurairah]
10- إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِى الدِّيْنِ فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِالْغُلُوِّ فِى الدِّيْنِ
10. Hindari keterlaluan dalam beragama, karena orang-orang sebelum kamu sungguh telah rusak gara-gara sikap keterlaluannya dalam beragama. (HR Ahmad, Nasaa-i, Ibnu Majah dan Haakim dari Ibnu Abbas).
11- اَْلإِقْتِصَادُ فِى النَّفَقَةِ نِصْفُ الْمَعِيْشَةِ وَالتَّوَدُّدُ إِلَى النَّاسِ نِصْفُ الْعَقْلِ, وَحُسْنُ السُّؤَالِ نِصْفُ الْعِلْمِ
11. Berhemat dalam nafkah adalah separoh penghidupan; Cinta kasih kepada orang-2 adalah separoh akal, dan pandai bertanya adalah separoh ilmu. (HR. Thabrani dan R. Baihaqi dari Ibnu Umar)
12- اَدِّ اْلأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ وَلاَ تَخُنْ مَنْ خَانَكَ
12. Tunaikan amanah kepada orang yang mempercayaimu dan jangan engkau khianati orang yang mengkhianatimu. (HR. Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, dari Abu Hurairah, dll)
13- اْلأَرْوَاحُ جُنُوْدٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ
13. Roh-roh itu bergerombol-gerombol (bagai pasukan). Maka yang bersesuaian akan bersatu, sedang yang tidak bersesuaian menjadi berselisih.. (HR. Bukhari dari Aisyah, R. Ahmad, Muslim dan Abu Dawud dari Abu Hurairah)
14- اِلْتَمِسُوا الرِّزْقَ فِى خَبَايَا اْلأَرْضِ
14. Carilah rezeki di pelosok bumi. (HR. Abu Ya’laa, Thabraani dan Baihaqi dari Aisyah)..
15- أَخْسَرُ النَّاسِ صَفْقَةً مَنْ أَذْهَبَ آخِرَتَهُ بِدُنْيَا غَيْرِهِ
15. Orang yang paling rugi dagangannya ialah yang menyingkirkan akhiratnya dengan dunia orang lain..
16- إِنَّ مِنْ كُنُوْزِ الْبِرِّ كِتْمَانَ الْمَصَائِبِ
16. Sungguh, menyembunyikan musibah merupakan sebagian dari simpanan kebajikan.
17- إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ اْلأُوْلَى: إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
17. Sungguh, diantara yang pernah ditemukan dari perkataan para Nabi terdahulu ialah : “Kalau engkau tidak malu, maka berbuatlah sesukamu”.(HR. Ahmad, Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Majah dari Ibnu Mas’ud).
18- إِيَّاكَ وَكُلَّ مَا يُعْتَذَرُ مِنْهُ
18. Hindari setiap apa saja yang dicari-carikan alasannya. (HR. Dliyaa’ dari Anas).
19- إِيَّاكَ وَقَرِيْنَ السُّوْءِ, فَإِنَّكَ بِهِ تُعْرَفُ
19. Jauhilah teman yang jahat, karena dengannya engkau akan dikenali (HDR. Ibnu Asakir dari Anas).
20- أَخْسَرُ النَّاسِ صَفْقَةً مَنْ أَحْلَقَ يَدَيْهِ فِيْ اَمَالِهِ, وَلَمْ تُسَاعِدْهُ, اْلأَيَّامُ عَلَى أُمْنِيَّتِهِ, فَخَرَجَ مِنَ الدُّنْيَا بِغَيْرِ زَادٍ وَقَدِمَ عَلَى اللَّهِ بِغَيْرِ حُجَّةٍ
20. Orang yang paling rugi dagangannya ialah yang mengisi kedua tangannya dalam lamunan-nya, tapi sayang hari-harinya tidak banyak membantu untuk mencapai cita-citanya, lalu dia meninggal dunia tanpa membawa bekal amal dan Sowan kehadirat Alloh dengan tanpa hujjah / alasan. (HR. Ibnu Najar, dari ‘Amir bin Rabi’ah)
.21- أَحْسِنْ إِلَى مَنْ أَسَاءَ إِلَيْكَ
21. Perlakukan secara baik orang yang bertindak jahat kepada engkau
22- إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ
22. Jika seorang diantara kalian marah, hendaklah berusaha diam. (HR Ahmad, dari Ibnu Abbas)..
23- إِيَّاكُمْ وَالطَّمَعَ فَإِنَّهُ هُوَ الْفَقْرُ الْحَاضِرُ
23. Jauhi keserakahan/tamak, karena ia merupakan kefakiran yang hadir (menampak saat ini). (HR. Thabrani dl Al Ausath dari Jabir).
24- إِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ وَإِنَّمَا الْحِلْمُ بِالتّحَلُّمِ وَمَنْ يَتَحَرَّ الْخَيْرَ يُعْطَهُ وَمَنْ يَتَّقِ الشَّرَّ يُوْقَهُ
24, Sungguh, ilmu hanya diperoleh dengan belajar, dan sabar hanya diperoleh dengan belajar sabar. Siapa yang mencari kebaikan, akan diberi, dan siapa yang menjauhi keburukan akan dilindungi. (HR Daruquthni dari Abu Hurairah)
25- اُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ
25. Carilah ilmu sejak dari ayunan (tempat tidur bayi) sampai ke liang lahat/kubur.
26- اِعْمَلْ لِوَجْهٍ وَاحِدٍ يَكْفِيْكَ الْوُجُوْهُ كُلُّهَا
26. Beramallah untuk Alloh Yang Esa, maka seluruh makhluk akan mencukupimu (HDR. Ibnu ’Adi dan Dailami, dari Anas)
27- اِعْمَلْ لِدُنْيَاكَ كَأَنَّكَ تَعِيْشُ أَبَدًا وَ اعْمَلْ ِلأَ خِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا
27. Bekerjalah untuk duniamu seolah-olah kamu dapat hidup selamanya, dan beramal ibadahlah untuk akhiratmu, dalam kondisi seolah-olah besok engkau akan mati
28- أَبَى اللَّهُ أَنْ يَقْبَلَ عَمَلَ صَاحِبِ بِدْعَةٍ حَتَّى يَدَعَ بِدْعَتَهُ
28. Alloh enggan menerima amal ahli bid’ah sampai ia meninggalkan bid’ahnya. (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Abi ‘Ashim dari Ibnu Abbas).
29- اِتَّبِعُوْا الْعُلَمَاءَ فَإِنَّهُمْ سُرُجُ الدُّنْيَا وَمَصَابِيْحُ اْلآخِرَةِ
29. Ikuti para ulama, karena mereka merupakan lampu penerang dunia dan akhirat. (HR. Dailami dari Anas).
30- اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
30. Bertakwalah kepada Alloh dimanapun kamu berada, dan ikutilah / tutupilah keburukan dengan kebaikan, ia akan menghapusnya, dan parlakukan orang-orang dengan akhlak yang bagus. (HR. Ahmad, Tirmidzi, Haakim, dan Baihaqi dari Abu Dzar, dll).

HURUF BA’ ( ب )

31- الْبَلاَءُ مُوَكَّلٌ بِالْمَنْطِقِ
31. Bala’ / bencana itu tergantung pada ucapan/ omongan. (HHR Qudlai dari Khudzaifah, dan Ibn Sam’ani dari ’Ali).
32- الْبَيِّنَةُ عَلَى الْمُدَّعِى وَالْيَمِيْنُ عَلَى الْمُدَّعَى عَلَيْهِ
32. Penjelasan / pembuktian itu diperlukan dari pendakwah (penuduh), dan sumpah diperlukan dari orang yang tertuduh.
33- بُعِثْتُ رَحْمَةَ وَلَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا
33. Aku diutus sebagai pembawa rahmat (kasih sayang) dan bukan sebagai pelaknat
34- بُعِثْتُ لأُ تَمِّمَ مَكَارِمَ اْلأَخْلاَقِ
34. Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak (manusia) yang mulia
35- بَرِئَ مِنَ الشُّحِّ مَنْ أَدَّى الزَّكَاةَ, وَقَرَى الضَّيْفَ وَ أَعْطَى فِى النَّائِبَةِ
35. Terbebaslah dari sifat kikir / bakhil orang yang menunaikan zakat, menjamu tamu dan membantu ketika terjadi musibah. (HR. Abu Ya’la dan Thabraani dari Khalid bin Zaid bin Haritsah).
36- الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ, وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِى صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
36. Kebajikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang terlintas dalam dadamu dan kamu merasa tidak senang jika diketahui orang lain.(HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dari Nawwas bin Sam’an).
37- الْبِرُّ مَا سَكَنَتْ إِلَيْهِ النُّفُوْسُ وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ
37. (Yang disebut) Kebajikan ialah jiwa merasa tentram dan hati menjadi tenang padanya. (HR. Ahmad dari Abu Tsa’labah)
38- بِرُّوْا آبَاءَكُمْ تَبِرَّكُمْ أَبْنَاؤُكُمْ وَ عِفُّوْا تَعِفَّ نِسَاؤُكَمْ
38. Berbaktilah pada orang tuamu, maka anak-anakmu akan berbakti padamu, dan tahanlah diri kamu (untuk tidak megganggu wanita lain), maka wanitamu (isteri dan anak pr-mu) akan menahan diri. (HR. Thabrani dari Ibnu Umar)
39- بَشِّرُوْا وَ لاَ تُنَفِّـرُوْا
39. Berilah kabar yang menggembirakan dan jangan membuat mereka lari (merasa jera / takut).


HURUF TA’ ( ت )


40- تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا. فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ - تَرِبَتْ يَدَاكَ
40. Wanita biasanya dinikahi karena 4 hal: karena hartanya, statusnya, kencantikannya dan agamanya. Karena itu, pilihlah orang yang beragama / berakhlak, maka kedua tanganmu berdebu (= memperoleh keberkahan dan kebaikan hidup). (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Nasai, dari Abu Hurairah)
41- تَرْكُ الشَّرِّ صَدَقَةٌ
41. Meninggalkan keburukan itu sodaqoh.
42- تَوَاضَعُوْا وَجَالِسُوْا الْمَسَاكِيْنَ تَكُوْنُوا مِنْ كُبَرَاءِ اللَّهِ وَتَخْرُجُوْا مِنَ الْكِبْرِ
42. Bersikap Tawadhu’lah (rendah hati) dan duduklah berkumpul orang-orang miskin, kalian tergolong orang besar di sisi Alloh dan bebas dari takabbur. (HR. Abu Nu’aim dari Ibnu Umar)
43- التَّوَاضُعُ لاَ يَزِيْدُ الْعَبْدَ اِلاَّ رِفْعَةً فَتَوَاضَعُوْا يَرْفَعْكُمُ اللَّهُ وَالْعَفْوُ لاَ يَزِيْدُ الْعَبْدَ اِلاَّ عِزًّا فَاعْفُوْا يُعِزَّكُمُ اللَّهُ
43. Tawadlu’ hanyalah menambah ketinggian pangkat seseorang. Karena itu tawadlu’lah, Allah akan meninggikan pangkatmu. Pengampunan hanya menambah kemuliaan seseorang. Karena itu maafkanlah, Alloh akan memuliakanmu. (HR. Ibnu Abid Dunya dari Muhammad bin ‘Umairah al-‘Abdi)
44- تَنَقَّهْ وَتَوَقَّهْ (يَعْنِي تَنَقَّ الصَّدِيْقَ وَ اخْذَرْهُ )
44. Berusahalah untuk memilih teman dan berhati-hatilah. (HR. Ibnu Hibban dan Abu Nu’aim dari Ibnu Umar).
45- تَهَادَوْا تَحَابُّوْا
45. Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai. (HR. Abu Ya’la dari Abu Hurairah).
46- التَّوْبَةُ تَهْدِمُ الْحَوْبَةَ
46. Taubat dapat meruntuhkan dosa.
47- التَّدْبِيْرُ نِصْفُ الْعَيْشِ
47. Membuat perhitungan (perencanaan dan pengaturan ekonomi) merupakan separoh dari penghidupan

HURUF TsA’ ( ث )
48- ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ فَهُوَ مُنَافِقٌ وَ إِنْ صَامَ وَصَلَّى وَ حَجَّ وَ اعْتَمَرَ وَقَالَ إِنِّـيْ مُسْلِمٌ : إِذَا حَدَثَ كَذَبَ وَ إِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَ إِذَا ائْتُمِنَ خَانَ
48. Ada tiga hal, barangsiapa ketiganya ada padanya, berarti ia munafik, sekalipun ia berpuasa, shalat, hajji, umrah dan berkata: “Sungguh aku seorang muslim”. Yaitu : (1) orang yang bila berbicara dusta (2) bila berjanji menyalahi, (3) bila dipercaya berkhianat. (HR. Rustah dan Abu Syaikh , dari Anas).
49- ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ فَهِيَ رَاجِعَةٌ عَلَى صَاحِبِهَا: الْبَغْيُ وَالْمَكْرُ وَ النَّكْثُ
49. Ada tiga (hal), barangsiapa ketiganya ada padanya, maka akibatnya akan kembali kepadanya: (1) kezhaliman, (2) tipu daya, dan (3) melanggar janji. (HR. Abu Syaikh, Ibnu Mardawai, dari Anas)
50- ثَلاَثٌ مَنْ جَمَعَهُنَّ فَقَدْ جَمَعَ الْإِيْمَانَ : اْلإِ نْصَافُ مِنْ نَفْسِكَ وَ بَذْلُ السَّلاَمِ لِلْعَالَمِ وَاْلإِ نْفَاقُ فِى اْلإِقْتَارِ
50. Ada tiga hal, barang siapa yang ketiganya terkumpul padanya, berarti ia benar-benar me-ngumpulkan iman: (1) berlaku adil dari dirimu, (2) menebarkan salam / keselamatan kepada makhluk, dan (3) infaq/sodaqoh dalam kondisi miskin.

HURUF JIM ( ج )

51- الْجَارَ قَبْلَ الدَّارِ وَالرَّفِيْقَ قَبْلَ الطَّرِيْقِ وَ الزَّادَ قَبْلَ الرَّحِيْلِ
51. Tetangga (perlu dipertimbangkan) sebelum rumah, kawan (perlu dimintai pendapat) sebelum jalan dan bekal (perlu dipersiapkan) sebelum perjalanan. (HR. Khatib, dari Ali).
52- جَمَالُ الرَّجُلِ فَصَاحَةُ لِسَانِهِ
52. Ketampanan lelaki terletak pada kefasihan / kebagusan lisannya. (HR. Qudhaai, dari Jabir).
53- الْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ اْلأُمَّهَاتِ
53. Surga berada dibawah telapak kaki ibu. (HR..Qudhaa’iy dan khatib, dari Anas)
54- جُبِلَتِ الْقُلُوْبُ عَلَى حُبِّ مَنْ أَحْسَنَ إِلَيْهَا وَ بُغْضِ مَنْ أَسَاءَ إِلَيْهَا
54. Hati diciptakan untuk mencintai orang yang berbuat baik kepadanya, dan membenci orang yang berbuat buruk kepadanya. (HR. Ibnu ‘Adi, Abu Nu’aim dan Baihaqi dari Ibnu Mas’ud.).

HURUF HA’ ( ح )

55- حُبُّكَ الشَّيْئَ يُعْمِى وَ يُصِمُّ
55. Cintamu kepada sesuatu dapat mambuatmu buta dan tuli. (HR. Ahmad, Bukhari, Abu Dawud dari Abu Darda‘).
56- حُجِبَتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ وَ حُجِبَتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ
56. Neraka dibalut (ditutupi) dengan kesena-ngan dan surga dibalut dengan hal-hal yang tidak menyenangkan. (HR. Bukhari dari Abu Hurairah).
57- الْحَرْبُ خِدْعَةٌ
57. Perang adalah tipu muslihat. (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi dari Jabir)
58- حُسْنُ الْعَهْدِ مِنَ اْلإِِيْمَانِ
58. Menepati janji secara baik itu sebagian dari iman.
59- الْحِكْمَةُ ضَالَّةُ الْمُؤْمِنِ. يَلْتَقِطُهَا حَيْثُ وَجَدَهَا
59. Kalam hikmah merupakan mutiara orang beriman yang hilang, yang dipungutnya pada saat menemukannya.
60- الْحَزْمُ أَنْ تُشَاوِرَ ذَا رَأْيٍ ثُمَّ تُطِيْعُهُ
60. Merupakan sikap hati-hati yaitu engkau bermusyawarah dengan orang yang memiliki pandangan, lalu engkau taati hasilnya.
61- الْحَلِفُ حِنْثٌ أَوْ نَدَمٌ
61. Sumpah itu (berakhir dengan) pelanggaran atau penyesalan.(HR. Bukhari dan Haakim dari Ibnu Umar)
62- الْحَيَاءُ مِنَ الْإِيْمَانِ (الْحَيَاءُ هُوَ الدِّيْنُ كُلُّهُ)
62. Malu adalah sebagian dari iman. (HR. Muslim dan Tirmidzi, dari Ibnu Umar). Malu itu agama seluruhnya (HR Thabrani dari Qurrah)

HURUF KHO’ ( خ )

63- خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ ِلأَ هْلِهِ وَ أَنَا خَيْرُكُمْ ِلأَهْلِيْ
63. Sebaik-baik kalian adalah orang yang terbaik dalam memperlakukan keluarganya. Dan aku adalah orang yang terbaik dalam memperlakukan keluargaku. (HR. Thabraani dari Aisyah; riwayat Ibnu Majah dari Ibnu Abbas)
64- الْخُلُقُ السَّيِّئُ يُفْسِدُ الْعَمَلَ كَمَا يُفْسِدُ الْخَلُّ الْعَسَلَ
64. Akhlak yang buruk dapat merusak amal, sebagaimana cuka merusak madu. (HR. Thabraani dari Ibnu Abbas).
65- الْخَلْقُ كُلُّهُمْ عِيَالُ اللَّهِ وَ أَحَبُّهُمْ إِلَيْهِ أَنْفَعُهُمْ لِعِيَالِهِ
65. Makhluk seluruhnya adalah tanggungan Allah, dan yang paling dicintai Allah diantara mereka adalah yang paling bermanfaat kepada tanggungannya. (HR. Abu Ya’la dan Bazzar dari Anas)
66- خَيْرُ بَيْتٍ فِى الْمُسْلِمِيْنَ بَيْتٌ فِيْهِ يَتِيْمٌ يُحْسَنُ إِلَيْهِ
66. Sebaik-baik rumah orang Islam ialah rumah yang didalamnya terdapat anak yatim yang diperlakukan secara baik. (HR. Bukhari)
67- خُذُوْا عَلَى أَيْدِي سُفَهَائِكُمْ قَبْلَ اَنْ يَهْلِكُوْا أَوْ يُهْلِكُوْا
67. Peganglah tangan orang-orang bodohmu sebelum mereka hancur atau menghancurkan. (HR. Thabrani dari Nu’man bin Basyir).
68- خَيْرُ النَّاسِ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
68. Sebaik-baik manusia ialah orang yang paling baik akhlaknya. (HR. Thabraani dan Ibnu Umar )
69-خُذِ الْحِكْمَةَ وَ لاَ يَضُرُّكَ مِنْ أَيِّ وِعَاءٍ خَرَجَتْ
69. Ambillah hikmah dan tidak akan memba-hayakanmu dari arah mana saja bejana yang berisi kalam hikmah itu keluar.

HURUF DAL ( د )

70- الدُّنْيَا عَرَضٌ حَاضِرٌ, يَأْكُلُ مِنْهَا الْبَرُّ وَالْفَاجِرُ وَاْلآخِرَةُ وَعْدٌ صَادِقٌ يَحْكُمُ فِيْهَا مَلِكٌ عَادِلٌ يُحِقَّ الْحَقَّ وَ يُبْطِلُ الْبَاطِلَ, فَكُوْنُوْا أَبْنَاءَ اْلآخِرَةِ وَلاَ تَكُوْنُوْا أَبْنَاءَ الدُّنْيَا فَإنَّ كُلَّ أُمٍّ يَتْبَعُهَا وَلَدُهَا
70. Dunia adalah harta benda yang nampak saat ini, yang dimakan oleh orang yang baik dan buruk perangainya. Sedangkan akhirat adalah janji yang benar-benar akan ditepati, di sini Sang Raja yang Maha Adil akan menghakimi : membenarkan yang benar dan menyalahkan yang salah. Kalian jadilah anak buah akhirat dan jangan menjadi anak buah dunia, oleh karena semua (perilaku) ibu akan diikuti oleh anaknya.
71- الدَّالُّ عَلَى الْخَيْرِ كَفَاعِلِهِ , وَالدَّالُّ عَلَى الشَّرِّ كَفَاعِلِهِ
71- Orang yang menunjukkan pada kebaikan itu (pahalanya) seperti orang yang melakukannya dan orang yang menunjukkan pada keburukan itu (dosanya) sama seperti orang yang melakukannya. (HR. Bazzar dari Ibnu Mas’ud; Thabraani dari Sahl bin Sa’d)
72- الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ
72. Agama itu nasihat (= ketulusan, keikhlasan). (HSR. Bukhari dari Tsauban; dan riwayat Bazzar dari Ibnu Umar)
73- دَعْ مَا يُرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يُرِيْبُكَ
73. Tinggalkan apa saja yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu. (HR. Ahmad dari Anas; Nasaai dari Hasan bin Ali; dan riwayat Khahib dari Ibnu Umar)
74- دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ مُسْتَجَابَةٌ وَ إِنْ كَانَ فَاجِرًا فَفُجُوْرُهَا عَلَى نَفْسِهِ
74. Doa orang yang dizalimi dikabulkan, sekalipun ia itu penjahat, sedangkan urusan kejahatannya akan dipikulnya sendiri. (HR. Thayaalisi dari Abu Hurairah)
75- دَبَّ إِلَيْكُمْ دَاءُ اْلأُمَمِ قَبْلَكُمْ : الْحَسَدُ وَ الْبَغْضَاءُ, هِيَ الْحَالِقَةُ, حَالِقَةُ الدِّيْنِ لاَ حَالِقَةُ الشَّعْرِ.وَ الَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا وَلاَ تُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوْا. أَفَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِشَيْئٍ إِذَا فَعَلْتُمْ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوْا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ
75. Telah menular kepadamu penyakit umat sebelummu, yakni dengki dan benci. Ia itu pencukur, yakni pencukur agama, bukan pencukur rambut. Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, kamu tak akan masuk surga sampai kamu beriman, dan tak akan beriman sampai kamu saling cinta-mencintai. Maka, apakah tidak sebaiknya aku beritahukan padamu sesuatu yang jika dilakukan, maka kamu akan saling cinta-mencintai? (yaitu) Tebarkan salam (=kedamaian) diantara kamu . (HR Ahmad, Tirmidzi dan Dhiya’, dari Zubair bin Awwam).


HURUF DZAL ( ذ )


76- الذَّنْبُ لاَيُنْسَى وَالْبِرُّ لاَ يَبْلَى وَالدَّيَّانُ لاَ يَمُوْتُ فَكُنْ كَمَا شِئْتَ
76. Dosa itu tak terlupakan dan kebajikan itu tak akan rusak, sedangkan Dzat Yang Membuat perhitungan lagi Maha Kuasa tak akan mati. Oleh karenanya, lakukan apa maumu.
77- ذَرُوْا الْمُرَائِى لِقِلَّةِ خَيْرِهِ
77. Biarkan saja orang yang suka pamer, disebabkan karena kebaikannya sedikit
78- ذَاقَ طَعْمَ اْلإِيْمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا وَ بِمُحَمَّدٍ رَسُوْلاً
78. Telah mencicipi rasanya iman orang yang rela menjadikan Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai rasul. (HR. Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi, dari Abbas bin Abdul Munthalib )


HURUF RO’ ( ر )


79- الرَّفِيْقَ قَبْلَ الطَّرِيْقِ
79. Kawan (perlu dipertimbangkan) sebelum jalan. (HR. Khatib, dari Ali).
80- رَأْسُ الْحِكْمَةِ مَخَافَةُ اللَّهِ تَعَالَى
80. Pokok kebijaksanaan adalah takut kepada Alloh. (HR. Hakim dari Ibnu Mas’ud).
81- رَحِمَ اللَّهُ امْرَأً أَصْلَحَ مِنْ لِسَانِهِ
81. Semoga Allah memberikan rahmat kepada orang yang melakukan kemaslahatan dengan lisannya.
82- الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ , اِرْحَمُوْا مَنْ فِى الأرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ
82. Orang-orang yang pengasih akan dikasihi oleh Yang Maha Pengasih. Kasihanilah orang yang di bumi, maka kalian akan dikasihani oleh yang di langit. (H.R. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Hakim dari Ibnu’Amr.)
83- الرِّفْقُ فِى الْمَعِيْشَةِ خَيْرٌ مِنْ بَعْضِ التِّجَارَةِ
83. Hemat dalam penghidupan (belanja) lebih baik daripada sebagian perdagangan. (HR. Daaruquthni, Isma’ili, Thabraani dan Baihaqi dari Jabir).
84- رَأْسُ العَقْلِ بَعْدَ اْلإِيْمَانِ التَّوَدُّدُ إِلَى النَّاسِ وَمَا اسْتَغْنَى مُسْتَبِدٌّ بِرَأْيِهِ, وَمَا هَلَكَ عَبْدٌ عَنْ مَشُوْرَةٍ فَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ هَلْكَةً كَانَ أَوَّلُ مَا يُهْلِكُهُ رَأْيَهُ
84. Modal pokok akal sesudah beriman pada Allah adalah berkasih sayang kepada sesama manusia. Orang yang sewenang-wenang tidak bisa tidak butuh pada pendapatnya. Seseorang tidak hancur karena mau bermusyawarah. Jika Alloh ingin menghancurkan seseorang, maka yang pertama kali membuatnya hancur ialah pendapatnya.

HURUF ZA’ ( ز )

85- زُرْ غِبًّا تَزْدَدْ حُبًّا
85. Berkunjunglah secara berselang (jarang-2), sehingga engkau akan bertambah cinta. (HR. Thabraani dan Baihaqi dari Abu Hurairah, dll).
86- زِنْ وَ ارْجِحْ
86.Timbanglah dan lebihkan. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasaai, Ibnu Majah, Hakim dan Ibnu Majah dari Suwaid bin Qais)
87- الزَّكَاةُ قَنْطَرَةُ اْلإِسْلاَمِ
87. Zakat merupakan jembatan Islam. (HR. Thabraani dari Abud Darda’ )
88- الزُّهْدُ فِى الدُّنْيَا يُرِيْحُ الْقَلْبَ وَالْبَدَنَ, والرُّغْبَةُ فِى الدُّنْيَا تُطِيْلُ الْهَمَّ وَالْحَزْنَ
88. Berpola hidup zuhud dalam urusan dunia dapat mengenakkan hati dan badan, dan menyenangi dunia (Hubbuddunya) dapat memperpanjang kecemasan dan kesedihan..(HR. Ahmad dan Baihaqi, dari Thawus secara mursal).


HURUF SIN ( س )


89- السَّعِيْدُ مَنْ وُعِظَ بِغَيْرِهِ
89. Orang yang bahagia adalah orang yang mau menerima nasehat orang lain.
90- سُوْءُ الْخُلُقِ شُؤْمٌ وَشِرَارُكُمْ أَسْوَءُكُمْ أَخْلاَقًا
90. Akhlak yang buruk itu sial, dan orang yang paling jahat diantara kalian adalah yang paling buruk akhlaknya. (HR. Khatib dari Aisyah)
91- سَدِّدْ وَقَارِبْ تَنْجُ
91. Bertindaklah secara sedang-sedang (= jangan memaksakan diri agar tidak bosan), dan mendekatlah, kamu akan sukses.
92- سَيِّدُ الْقَوْمِ خَادِمُهُمْ
92. Pemimpin kaum merupakan pelayan mereka. (HR. dari Abu Qatadah, dan riwayat Khatib dari Ibnu Abbas).
93- سَيِّدُ الْعَمَلِ الْوَرَعُ
93. Pemimpinnya amal adalah sikap wara’.
94- السَّكِيْنَةُ مَغْنَمٌ وَتَرْكُهَا مَغْرَمٌ
94. Ketenangan / ketentraman merupakan keuntungan, dan meninggalkannya adalah beban. (HR. Hakim dan Ismaili, dari Abu Hurairah )
95- سَافِرُوْا تَصِحُّوْا و تُرْزَقُوْأ
95. Bepergianlah maka akan menjadi sehat dan diberi rezeki. (HR Ibnu ‘Adi dari Muhammad bin Abdurrahman secara mursal)

HURUF SYIN ( ش )

96- شِرَارُ النَّاسِ الَّذِيْنَ يُكْرَمُوْنَ اِتِّقَاءَ شَرِّهِمْ
96. Seburuk-buruk manusia adalah mereka yang dihormati karena takut akan kejahatannya.
97- شَرُّ النَّاسِ مَنِ اتُّقِيَ مَجْلِسُهُ لِفُخْشِهِ
97. Orang yang paling buruk adalah orang yang majlisnya ditakuti disebabkan kejahatannya
98- شِرَاكٌ مِنْ نَارٍ قَالَهُ لِلْغَالِّ
98. Tali sepatu dari api neraka ditujukan / diucapkan kepada si pengkhianat / pendengki
99- شِفَاءُ الْعَيِّ السُّؤَالُ
99. Obat ketidakmampuan berbuat adalah bertanya.
100- شَرُّ الرِّعَاءِ الْحُطَمَةُ
100. Seburuk-buruk pemimpin adalah orang yang kejam.
101- شَرُّ بَيْتٍ فِى الْمُسْلِمِيْنَ بَيْتٌ فِيْهِ يَتِيْمٌ يُسَاءُ إِلَيْهِ
101. Seburuk-buruk rumah di kalangan kaum muslimin adalah rumah yang terdapat anak yatim yang diperlakukan secara buruk.(HR Bukhari)
102- الشِّعْرُ كَلاَمٌ فَحَسَنُهُ حَسَنٌ وَقَبِيْحُهُ قَبِيْحٌ
102. Syiir itu ucapan. Bagusnya (isi) syiir berarti bagus, dan buruknya berarti buruk
103- شِرَارُ أُمَّتِيْ الْوَحْدَانِى, الْمُعْجِبُ بِدِيْنِهِ الْمُرَائِي بِعَمَلِهِ
103. Seburuk-buruk umatku adalah orang yang suka menyendiri, yang mengagumi (perilaku nya dalam) agamanya dan memamerkan amalnya.

HURUF SHOD ( ص )

104- صَنَائِعُ الْمَعْرُوْفِ تَقِى مَصَارِعَ السُّوْءِ
104. Pekerja yang ma’ruf (juru dakwah) menjaga/melindungi gladiator/penjagal perkara yang buruk
105- صَدَقَةُ الْبِرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ
105. Sodaqah secara diam-diam dapat memadamkan kemurkaan Tuhan.(HSR. Thabraani dari Abdullah bin Ja’far).
106- صِلَةُ الرَّحِمِ تَزِيْدُ فِى الْعُمْرِ
106. Silaturrahim dapat menambah umur. (HR. Qudha’i dari Ibnu Mas’ud )
107- صِلْ مَنْ قَطَعَكَ وَ أَحْسِنْ إِلَى مَنْ أَسَاءَ إِلَيْكَ وَقُلِ الْحَقَّ وَلَوْ عَلَى نَفْسِكَ
107. Sambunglah orang yang memutus tali silaturrahimmu, berbuat baiklah kepada orang yang berbuat buruk kepadamu dan katakanlah yang haq/benar walaupun terhadap dirimu sendiri. (HR Ibnun Najjar, dari Ali)
108- الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ اْلأُوْلَى
108. Sabar itu pada benturan (kejadian) pertama. (HR. Bazzar dan Abu Ya’laa dari Abu Hurairah )
109- الصَّبْرُ مِفْتَاحُ الْفَرَحِ
109. Sabar adalah kunci kebahagiaan / kesenangan.

HURUF DHOD ( ض )

110- الضِّيَافَةُ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍ فَمَا زَادَ فَهُوَ صَدَقَةٌ
110. Menyuguhi tamu itu jatahnya tiga hari. Lebih dari itu sedekah. (HR Bukhari dari Abu Syuraikh; Ahmad dan Abu Dawud dari Abu Hurairah).
111- ضَعِيْ فِيْ يَدِ الْمِسْكِيْنِ وَلَوْ ظِلْفًا مُحْرَقًا
111, Letakkan di tangan orang miskin, sekalipun kikil bakar. (HR Ahmad dan Thabrani dari Ummu Bujaid)
112- ضَالَّةُ الْمُسْلِمِ حَرَقُ النَّارِ
112. Barang hilang orang Islam itu bakaran api. (HR Ahmad, Tirmidzi, Nasaa-i dan Ibnu Hibban dari Jarud bin Ma’la)

HURUF THO’ ( ط )

113- الطَّمَعُ يُذْهِبُ الْحِكْمَةَ مِنْ قُلُوْبِ الْعُلَمَاءِ
113. tamak (keserakahan) dapat menghilang-kan hikmah dari hati para ulama.
114- الطَّهُوْرُ شَطْرُ اْلإِيْمَانِ
114. Kesucian itu sebagian dari iman.
115- طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
115. Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap muslim. (HR. Ibnu ‘Adi dan Baihaqi dari Anas, Thabrani dan khatib dari Husain bin Ali, Thabrani dan Baihaqi dari Abu Sa’id).

HURUF ZHO’ ( ظ )

116- الظُّلْمُ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
116. Perbuatan zhalim merupakan kegelapan pada hari kiamat.
117- الظَّنُّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ
117. Zhonn (persangkaan) merupakan perkataan yang paling bohong
118- ظُلْمُ الْغَنِيِّ الْمَطْلُ
118. Kezhaliman orang kaya adalah meman-jangkan (mengulur atau menunda zakat)
119- ظُلْمُ اْلأَجِيْرِ أَجْرَهُ مِنَ الْكَبَائِرِ
119. Menzhalimi (mengurangi, memotong, mengkorupsi) upah pekerja itu termasuk dosa besar

HURUF ‘AIN ( ع )

120- اَلْعَفْوُ لاَ يَزِيْدُ الْعَبْدَ إِلاَّ عِزًّا, وَالتَّوَاضُعُ لاَ يَزِيْدُهُ إِلاَّ رِفْعَةً, وَمَا نَقَصَ مَالٌ مِنْ صَدَقَةٍ
120. Memaafkan tidak menambahi seseorang kecuali kemuliaan, sedang tawadhu’ tidak menambahinya kecuali ketinggian derajat. Dan harta tidak akan berkurang disebabkan shodaqah.
121- الْعِدَةُ عَطِيَّةٌ
121. Janji itu pemberian. (HR Abu Nu’aim, dari Ibnu Mas’ud)
122- الْعِدَةُ دَيْنٌ
122. Janji itu hutang (HR. Thabrani dari Ali dan Ibnu Mas’ud)
123- الْعَالِمُ وَالْمُتَعَلِّمُ شَرِيْكَانِ فِى اْلأَجْرِ
123. Orang yang berilmu dan orang yang belajar adalah dua sekutu dalam balasan pahala
124- عَلِّمُوْا وَيَسِّرُوْا وَلاَ تُعَسِّرُوْا وَبَشِّرُوْا وَلاَ تُنَفِّرُوْا.فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ
124. Ajarilah, permudahlah dan jangan mem-persulit. Gembirakanlah dan jangan mambuat lari (kapok / tidak senang). Bila seorang diantaramu marah, hendaklah ia diam. (HR. Ahmad dan Bukhari dari Ibnu Abbas).
125- عَلَيْكَ بِالإِيَاسِ مِمَّا فِيْ أَيْدِي النَّاسِ, وَإِيَّاكَ وَالطَّمَعَ فَإِنَّهُ الْفَقْرُ الْحَاضِرُ
125. Engkau harus berputus asa (= tidak mengharap) apa saja yang ada di tangan orang lain. Dan jauhilah keserakahan, karena ia merupakan kefakiran yang hadir (menampak). (H.R. Hakim dari Sa’d)
126- عَزَّ مَنْ قَنِعَ وَ ذَلَّ مَنْ طَمِعَ
126. Terhormatlah orang yang qona’ah (merasa puas atas apa saja yang diterimanya) dan

HURUF GHAIN ( غ )

127- غُضَّ بَصَرَكَ
127. Tahanlah / pejamkan matamu.
128- الْغَادِرُ يُنْصَبُ لَهُ لِوَاءٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
128. Pengkhianat akan diberikan bendera kepadanya pada hari kiamat.
129- الْغِيْبَةُ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يُكْرِهُهُ
129. (Yang disebut) Ghibah (Menggunjing, ngerasani) adalah kamu menyebut-nyebut apa saja (aib, dll) yang tidak disenangi saudaramu.(HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah)
130- الْغِيْرَةُ مِنَ اْلإِيْمَانِ
130. Ghirah (Cemburu) itu sebagian dari iman. (HR. Al-Bazzar dan Baihaqi dari Abu Sa’id)
131- الْغِلُّ وَالْحَسَدُ يَأْكُلاَنِ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
131. Dendam dan dengki dapat memakan (merusak) berbagai amal kebaikan, sebagaimana api memakan (membakar) kayu. (HR. Ibnu Shashari, dari Hasan bin Ali)
132- غَفَرَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لِرَجُلٍ أَمَاطَ غُصْنَ شَوْكٍ عَنِ الطَّرِيْقِ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ
132. Semoga Allah mengampuni dosa orang yang menyingkirkan ranting berduri dari jalanan, baik dosa yang terdahulu maupun yang terakhir.(HR. Ibnu Zanjawaih dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah)

HURUF FA’ ( ف )

133- فِيْ كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ حَرَّى أَجْرٌ
133. Pada setiap jantung yang panas terkandung pahala.. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah dari Suraaqah bin Malik).
134- فِيْكَ خَصْلَتَانِ يُحِبُّهَا اللَّهُ: الْحِلْمُ وَ اْلأَنَاةُ
134. Pada dirimu ada dua hal yang dicintai Alloh : bermurah hati dan telaten (utun, tekun, tak tergesah2)
135- فُكُّوا الْعَانِيَ, فَأَجِيْبُوْا الدَّاعِيَ وَأَطْعِمُوْا الْجَائِعَ وَعُوْدُوْا الْمَرِيْضَ
135. Lepaskan tawanan, datangi orang yang mengundang, berilah makan orang yang kelaparan, dan jenguklah orang yang sakit. (HR Ahmad dan Bukhari dari Abu Musa).
136- فِى الْمُنَافِقِ ثَلاَثُ خِصَالٍ: إِذَا حَدَثَ كَذَبَ وَ إِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَ إِذَا ائْتُمِنَ خَانَ
136. Pada orang munafik terdapat tiga perangai, yaitu bila berbicara berdusta, bila berjanji mengingkari, dan bila dipercaya berkhianat. (HR. Al-Bazzar, dari Jabir).
137- الْفَضْلُ فِى أَنْ تَصِلَ مَنْ قَطَعَكَ وَ تُعْطِيَ مَنْ حَرَمَكَ وَ تَعْفُوَ عَمَّنْ ظَلَمَكَ
137. Keutamaan ada pada sikapmu menyam-bung orang yang memutus hubungan, memberi orang yang tidak memberimu, dan memaafkan orang yang menzhalimimu. (HR. Hanaad, dari ‘Athaa, secara mursal)
138- فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ
138. Keutamaan orang alim atas orang ahli ibadah itu bagaikan keutamaan bulan purnama atas keseluruhan bintang-bintang. (HR. Abu Nu’aim, dari Mu’adz bin Jabal)

HURUF QOF ( ق )

139- الْقَنَاعَةُ مَالٌ لاَ يَنْفَدُ وَ كَنْزٌ لاَ يَفْنَى
139. Qona’ah (Nerimo ing pandum, merasa puas dan cukup dengan pemberian apa saja) adalah harta yang tidak ada habis-habisnya dan simpanan yang tak rusak. (HR. Qudh‘i, dari Anas)


140- قُلِ الْحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا
140. Katakan yang benar, walaup terasa pahit
141- قُلِ الْحَقَّ وَلَوْ عَلَى نَفْسِكَ
141. Katakan yang benar, walau menyangkut dirimu sendiri
142- قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ
142. Katakan:”Aku beriman kepada Alloh”. Kemudian luruslah (istiqomah, konsisten)
143- قُوْلُوْا خَيْرًا تَغْنَمُوْا وَاسْكُتُوْا عَنْ شَرٍّ تَسْلَمُوْا
143. Katakan yang baik, kamu akan menjarah (kebaikan), dan diamlah dari perkataan jelek, kamu akan selamat. (HR. Qudha‘i dari Ubaadah bin Shamit)
144- قِوَامُ الْمَرْءِ عَقْلُهُ وَلاَ دِيْنَ لِمَنْ لاَ عَقْلَ لَهُ
144. Tiang penyanggah seseorang adalah akalnya dan tidak ada agama bagi orang yang tidak berakal. (HR. Baihaqi, dari Jabir)
145- الْقُضَاةُ ثَلاَثٌ: اِثْنَانِ فِى النَّارِ وَوَاحِدٌ فِى الْجَنَّةِ: رَجُلٌ عَلِمَ الْحَقَّ فَقَضَى بِهِ فَهُوَ فِى الْجَنَّةِ وَ رَجُلٌ قَضَى لِلنَّاسِ عَلَى جَهْلٍ فَهُوَ فِى النَّارِ وَ رَجُلٌ عَرَفَ الْحَقَّ فَجَارَ فِى الْحُكْمِ فَهُوَ فِى النَّارِ
145. Para hakim itu ada tiga (golongan), dua di neraka dan satu di surga: (1) seorang mengetahui yang benar, lalu memutus perkara dengan kebenaran itu, maka dia di surga, (2) seorang memberikan keputusan kepada orang-orang atas dasar kebodohan, maka dia di neraka; dan 3) seorang lagi mengetahui yang benar, lalu dia menyeleweng dalam memberikan keputusan, maka dia adalah di neraka.(HR. Abu Dawud, Turmudzi, Nasaai, Ibnu Majah, dan Hakim, dari Buraidah)
146- قَـيِّدُوْا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ
146. Ikatlah ilmu dengan tulisan. (HSR. Hakim dan Samwaih dari Anas )
147- قَلِيْلُ الْعَمَلِ يَنْفَعُ مَعَ الْعِلْمِ وَكَثِيْرُ الْعَمَلِ لاَ يَنْفَعُ مَعَ الْجَهْلِ
147. Sedikit berbuat akan bermanfaat jika disertai ilmu, dan banyak berbuat tidak bermanfaat jika disertai kebodohan.(HR. Dailami dari Anas)


HURUF KAF ( ك )


148- الْكَيْسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ, وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ اْلأَمَانِيَّ
148. Orang yang cerdas ialah orang yang mampu menundukkan nafsu dan berbuat (beramal soleh) untuk kehidupan sesudah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang menuruti dirinya mengikuti hawa nafsu dan berangan-angan agar Alloh menganugerahi sesuatu sesuai dengan yang diharapkan.. (HR. Ahmad, Turmudzi, Ibnu Majah, dan Haakim, dari Syadad bin Aus)
149- كَادَ الْفَقْرُ أَنْ يَكُوْنَ كُفْرًا
149. Hampir saja kefakiran menjadi penyebab kekufuran. (Riwayat Abu Nu‘aim dari Anas)
150- كَبُرَتْ خِيَانَةً أَنْ تُحَدِّثَ أَخَاكَ حَدِيْثًا هُوَ لَكَ بِهِ مُصَدِّقٌ وَ أَنْتَ لَهُ بِهِ مُكَذِّبٌ
150. Besar khianatnya adalah engkau berbicara kepada saudaramu dengan pembicaraan yang dengannya ia mempercayaimu, sementara kamu justru mendustakannya. (HR. Bukhari, Abu Dawud dari Sufyan bin Usaid)
151- كَرَمُ الْمَرْءِ دِيْنُهُ وَمُرُوْءَتُهُ عَقْلُهُ وَحَسَبُهُ خُلُقُهُ
151. Kemuliaan seseorang terletak pada agamanya, keperwiraan (kejantanan/keberanian) ada pada akalnya, dan status derajatnya terletak pada akhlaknya. (HR. Ahmad, Hakim
152- كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
152. Cukuplah seseorang berdosa, yaitu ia menceritarakan setiap apa saja yang didengarnya. (HR. Abu Dawud dan Hakim, dari Abu Hurairah)
153- كُلُّ مُسْكِرٍ خَمْرٌ وَكُلُّ مُسْكِرٍحَرَامٌ
153. Setiap yang memabukkan itu khomer, dan setiap yang memabukkan itu haram. (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi, Nasaai dan Ibnu Majah, dari Ibnu Umar)
154- كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
154. Masing-masing kalian itu pemimpin dan masing-masingnya dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. (HR Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Turmudzi, dari Ibnu Umar)
155- كَمَا تَدِيْنُ تُدَانُ
155. Sebagaimana engkau menghutangi, maka engkau pun akan dibayar (dilunasi hutangnya). (Hasan, Ibnu Sa‘d, dari Ibnu Umar)
156- كُلُّ مَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ
156. Setiap yang ma’ruf merupakan sedekah. (HR. Ahmad dan Bukhari dari Jabir).
157- كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ حَتَّى يُعْرِبَ عَنْهُ لِسَانُهُ, فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ اَوْ يُنَصِّرَانِهِ اَوْ يُمَجِّسَانِهِ.
157. Setiap bayi dilahirkan atas dasar fitrah (kemurnian tauhid), sampai lisannya bisa berbicara secara jelas (mumayyiz), maka bapak-ibunya yang membuatnya Yahudi, Nasrani atau Majusi. (HR. Abu Ya‘la, Thabrani, dan Baihaqi dari Aswad bin Sari)
158- كُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ
158. Masing-masing orang dipermudah sesuai kadar yang ditetapkan untuknya. (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud dari Imran bin Hushain(
159- الْكَلِمَةُ الْحَكِيْمَةُ ضَالَّةُ كُلِّ حَكِيْمٍ
159. Kalam hikmah adalah barang hilang setiap ahli hikmah
160- كَفَى بِالْمَرْءِ سَعَادَةً أَنْ يُوْثَقَ بِهِ فِيْ أَمْرِ دِيْنِهِ وَدُنْيَاهُ
160. Cukuplah seseorang merasa bahagia bahwa dia dipercaya dalam urusan agamanya dan dunianya. (HR. Ibnu Najjar dari Anas)

HURUF LAM ( ل )

161- لَعَنَ اللَّهُ مَنْ مَثَّلَ بِالْحَيَوَانِ
161. Semoga Alloh melaknati orang yang menyiksa hewan. (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, an-Nasaai dari Ibnu Umar).
162- لَعَنَ اللَّهُ الْمُخَنَّثَ
162. Semoga Alloh melaknati orang lelaki yang bertingkah laku seperti wanita.
163- لَسْتُ مِنْ دَدٍ وَلاَالدَّدُ مِنِّي
163. Aku tidak biasa bermain-main. Bermain-main bukan dari kebiasaanku.(HR. Bukhari dan Baihaqi dari Anas).
164- لَقَدْ شَقِيْتُ إِنْ لَمْ أَعْدِلْ
164. Sungguh, aku benar-benar celaka jika tidak berlaku adil.
165- لَنْ يَغْلِبَ عُسْرٌ يُسْرَيْنِ
165. Satu kesulitan tidak akan mengalahkan dua kemudahan. (HR. Hakim, dari Hasan).
166- لَنْ يَهْلِكَ امْرُءٌ بَعْدَ مَشُوْرَةٍ
166. Seseorang tidak akan celaka setelah bermusyawarah.
167- لَقَدْ أَوْصَانِيْ جِبْرِيْلُ بِالجَارِحَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ
167. Sungguh, Jibril benar-benar pernah ber wasiat kepadaku soal tetangga, sehingga aku menyangka ia akan meninggalkan warisan
168- لَمْ يَكْذِبْ مَنْ نَمَى بَيْنَ اثْنَيْنِ لِيُصْلِحَ
168. Tidak (dianggap) berbohong orang yang menyampaikan omongan diantara dua orang untuk mendamaikannya. (HR. Abu Dawud dan Muslim, dari Ummu Kulsum bint Uqbah).
169- لَوْبَغَى جَبَلٌ عَلَى جَبَلٍ لَدُكَّ الْبَاغِي مِنْهُمَا
169. Andaikata sebuah gunung menganiaya gunung lainnya, tentu yang menganiaya diantara keduanya akan dihancurkan. (HR. Ibnu Laal, dari Abu Hurairah)
170- لاَ يَجْنِيْ جَانٍ إِلاَّ عَلَى نَفْسِهِ
170. Pendosa tidak terbebani dosa kecuali dosa itu kembali kepada dirinya sendiri
171- لاَ يَنْتَطِحُ فِيْهَا عَنْزَانِ
171. Dua kambing tidak saling bertanduk-tandukan didalamnya
172- لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَتَّاتٌ
172. Pemfitnah / pengadu domba tidak akan masuk surga
173- لاَ يَقْضِيَنَّ حَكَمٌ بَيْنَ اثْنَيْنِ وَهُوَ غَضْبَانُ
173. Hakim jangan sekali-kali memvonis salah satu pihak ketika sedang marah
174- لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
174. Seorang diantara kalian tidak sempurna imannya sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.
175- لاَ يَرْحَمُ اللَّهُ مَنْ لاَ يَرْحَمُ النَّاسَ
175. Alloh tidak mengasihsayangi seseorang yang tidak mengasihsayangi sesamanya.
176- لاَ إِيْمَانَ لِمَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ وَلاَ دِيْنَ لِمَنْ لاَ عَهْدَ لَهُ
176. Tidak sempurna iman bagi orang yang tidak memiliki sifat amanah, dan tidak sempurna agama bagi orang yang tidak menepati janji
177- لاَ تُحْصِيْ فَيُحْصَى عَلَيْكَ
177. Kamu jangan suka menghitung/ mengoreksi orang lain. Kamu nanti akan balik dihitung / dikoreksi
178- لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ حِجْرٍ مَرَّتَيْنِ
178. Orang mukmin tidak tersengat (kalajengking) dua kali dalam satu lubang. (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim dari Abu Hurairah)
179- لاَ تُظْهِرِ الشَّمَاتَةَ بِأَخِيْكَ يُعَافِيْهِ اللَّهُ وَ يَبْتَلِيْكَ
179. Jangan menampakkan kegembiraan pada saudaramu (yang kesusahan), maka Alloh justru akan mengasihinya dan memberimu cobaan. (HR. Tirmidzi, dari Warsilah)
180- لاَ تُوْكِى فَيُوْكَى عَلَيْكِ , اِرْضَخِيْ بِمَا اسْتَطَعْتَ
180. Kamu jangan mengikatkan tali, maka kamu akan ganti diikat. Lepaskan semampumu
181- لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ
181. Tak boleh merugikan/membahayakan dan tak boleh saling merugikan/ membahayakan
182- لاَ عَقْلَ كَالتَّدْبِيْرِ وَ لاَ وَرَعَ كَالْكَفِّ وَ لاَ حَسَبَ كَحُسْنِ الْخُلُقِ
182. Tiada akal seperti memikirkan akibat, tiada wara’ seperti menahan diri, dan tiada status / martabat seperti akhlak yang baik. (HR. Ibnu Majah, dari Abu Dzar.)
183- لاَ فَقْرَ أَشَدُّ مِنَ الْجَهْلِ وَلاَ مَالَ أَعَزُّ مِنَ الْعَقْلِ وَلاَ وَحْشَةَ أَشَدُّ مِنَ الْعُجْبِ
183. Tiadalah kefakiran itu lebih hebat daripada kebodohan; tiadalah harta itu lebih mulia daripada akal, dan tiadalah kemurungan itu lebih hebat daripada ‘ujub (mengagumi amalnya)
184- لَيْسَ بِمُؤْمِنٍ مَنْ لَمْ يَأْمَنْ جَارُهُ غَوَائِلَهُ
184. Tidak disebut mukmin seseorang yang tetangganya merasa tidak aman disebabkan kejahatannya
185- لَيْسَ الْخَبَرُ كَالْمُعَايَنَةِ
185. Kabar itu tidaklah seperti menyaksikan dengan mata kepala sendiri
186- لَيْسَ الشَّدِيْدُ بِالصُّرْعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيْدُ مَنْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
186. (Yang disebut) Orang kuat bukanlah yang menang bergulat. Orang kuat hanyalah yang mampu menguasai dirinya sewaktu marah. (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, dari Abu Hurairah)
187- لَيْسَ ِلأَحَدٍ فَضْلٌ عَلَى أَحَدٍ إِلاَّ بِدِيْنٍ أَوْ عَمَلٍ صَالِحٍ
187. Tiada keutamaan bagi seseorang melebihi orang lain kecuali sebab agamanya atau amal shalihnya. (HR. Bukhari, dari ‘Uqbah bin Amir)
188- لَيْسَ لِلْعَامِلِ مِنْ عَمَلِهِ إِلاَّ مَا نَوَاهُ
188. Amal tidak berguna bagi pelakunya kecuali amal yang diniatkannya
189- لَيْسَ مِنَّيْ إِلاَّ عَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ
189. Bukan golonganku kecuali orang yang berilmu dan yang mempelajari ilmu
190- لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيْرَنَا
190. Bukan golonganku orang yang tidak mengasihi anak-anak kecil kami dan (tidak pula) menghormati orang-orang tua kami. (HR. Tirmidzi, dari Anas)
HURUF MIM ( م )

191- الْمُؤْمِنُوْنَ عِنْدَ شُرُوْطِهِمْ فِيْمَا أُحِلَّ
191. Orang-orang mukmin itu menurut syarat ketentuan mereka selama sesuai dalam hal-hal yang dihalalkan
192- الْمَجَالِسُ بِاْلأَمَانَةِ
192. Majlis-majlis itu dengan amanah. (HR Khatib, dari Ali)
193- مُدَارَةُ النَّاسِ صَدَقَةٌ
193. Membimbing (ngemong, memimpin) orang itu shodaqah
194- الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
194. Seseorang itu bersama orang yang mencintainya
195- الْمُسْتَشَارُ مُؤْتَمَنٌ
195. Orang yang diajak bermusyawarah (konsultan) adalah orang yang dipercaya (diberi amanat)
196- الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَ يَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ
196. (Yang disebut) Orang Islam adalah orang yang kaum muslimin merasa selamat / aman dari (gangguan) lisan dan tangannya. Sedangkan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa saja yang dilarang Alloh. (HR. Bukhari, Adu Dawud, nasai, dari Ibnu ’Amr)
197- مَكَارِمُ اْلأَخْلاَقِ أَعْمَالُ أَهْلِ الْجَنَّةِ
197. Akhlakul Karimah merupakan perilaku penduduk surga.
198- مَنْهُوْمَانِ لاَ يَشْبَعَانِ: طَالِبُ عِلْمٍ وَطَالِبُ دُنْيَا
198. Ada dua orang serakah yang tidak merasa kenyang (puas), yaitu pencari ilmu dan pencari dunia. (HR. Thabrani, dari Ibnu Umar)
199- مَنْ أَتَاهُ أَخُوْهُ مُتَنَصِّلاًفَلْيَقُلْ ذَلِكَ مِنْهُ مُحِقًّا كَانَ أَوْ مُبْطِلاً فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ لَمْ يَرِدْ عَلَى الْحَوْضِ
199. Siapa saja yang didatangi temannya sambil memberikan alasan (karena suatu kesalahan), maka hendaklah menerima alasan itu darinya, baik benar ataupun tidak benar. Jika tidak melakukan seperti itu, maka ia tidak akan sampai ke telaga (kautsar) di surga. (HR. Hakim, dari Abu Hurairah)
200- مَنْ أَبْطَأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرَعْ بِهِ نَسَبُهُ
200. Barangsiapa yang lambat amalnya, maka tidak dipercepat nasabnya
201- مَنْ أَحَبَّ اللَّهَ اسْتَحْيَا
201. Barangsiapa yang tidak mencintai Alloh, (seharusnya) ia merasa malu
202- مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيْدُ أَدَاءَهَا أَدَّى اللَّهُ عَنْهُ
202. Barangsiapa yang mengambil harta orang lain dengan maksud untuk melunasi (hutangnya) maka Alloh membayarkan dari hutangnya. (HR. Ahmad, Bukhari, Ibnu Majah, dari Abu Hurairah)
203- مَنْ أَمَرَ بِمَعْرُوْفٍ فَلْيَكُنْ أَمْرُهُ بِمَعْرُوْفٍ
203. Barangsiapa yang memerintahkan kepada yang makruf (kebaikan), hendaklah perintahnya itu secara ma’ruf (baik, bijaksana). (HR. Baihaqi, dari Ibnu Umar)
204- مِنَ الْبِرِّ أَنْ تَصِلَ صَدِيْقَ أَبِيْكَ
204. Diantara amal kebajikan adalah menyam-bung tali persaudaraan dengan teman bapakmu
205- مَنْ يَدَا جَفَا
205. Barangsiapa yang membantu, ia merasa berat
206- مَنْ تَوَاضَعَ لِلَّهِ رَفَعَهُ
206. Barangsiapa yang bertawadhu’ karena Alloh, maka Alloh mengangkat derajatnya
207- مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
207. Siapa saja yang menyeret pakaiannya secara sombong, maka Alloh tidak akan melihatnya di hari kiamat. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasaai dan Ibnu Majah, dari Ibnu Umar)
208- مَنْ جَلَبَ عَلَى الْخَيْلِ يَوْمَ الرِّهَانِ فَلَيْسَ مِنَّا
208. Siapa yang meneriaki kudanya (agar semangat) di hari perlombaan, ia bukan golonganku. (HR. Thabrani, dari Ibnu Abbas)
209- مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ
209. Diantara kebagusan Islam seseorang adalah ia meninggalkan apa saja yang tidak ada artinya
210- مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
210. Siapa yang menunjukkan pada kebaikan, ia memperoleh pahala yang sama seperti orang yang melakukannya, (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dari Ibnu Mas’ud)
211- مَنْ ذَكَرَ رَجُلاً بِمَا فِيْهِ فَقَدِ اغْتَابَهُ
211. Siapa yang mengungkap keburukan seseorang, sungguh ia telah menggunjingnya (ghibah). HR. Hakim, dari Abu Hurairah)
212- مَنْ رَحِمَ وَلَوْ ذَبِيْحَةَ عُصْفُوْرٍ رَحِمَهُ اللَّهُ
212. Siapa yang berkasih sayang sekalipun terhadap burung emprit ketika disembelih, maka Alloh akan mengasihsayanginya. (HR. Bukhari)
213- مَنْ رَدَّ عَنْ عِرْضِ أَخِيْهِ رَدَّ اللَّهُ عَنْ وَجْهِهِ النَّارَ
213. Siapa yang menolak (celaan) demi kehormatan saudaranya, Alloh akan menolak neraka dari wajahnya. (HR. Tirmidzi, dari Abu Darda’).
214- مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْلَمَ فَلْيَلْزَمِ الصُّمْتَ
214. Siapa yang merasa senang diselamatkan Alloh, hendaklah ia senantiasa diam. (HR Baihaqi, dari Anas)
215- مَنْ صَمَتَ نَجَا
215. Siapa yang diam akan sukses / selamat.
216- مَنْ عَامَلَ النَّاسَ فَلَمْ يَظْلِمْهُمْ وَصَدَّقَهُمْ فَلَمْ يَكْذِبْهُمْ وَوَعَدَهُمْ فَلَمْ يَخْلِفْهُمْ فَهُوَ مِمَّنْ كَمَلَتْ مُرُوْءَتُهُ وَ ظَهَرَتْ عَدَالَتُهُ وَوَجَبَتْ أُخُوَّتُهُ
216. Siapa yang hidup bermuamalah dengan sesamanya, lalu tidak menzhalimi mereka, membenarkan dan tidak membohongi mereka, menepati janji dan tidak melanggarnya, maka ia tergolong orang yang sempurna muru’ahnya (kewibawaannya), nyata keadilannya, dan benar-benar ikhlas persaudaraannya
217- مَنْ غَشَّ فَلَيْسَ مِنَّا
217. Siapa yang memalsukan, ia bukan dari golongan kami. (HR. Tirmidzi, dari Abu Hurairah)
218- مِنْ فِقْهِ الرَّجُلِ رِفْقُهُ فِيْ مَعِيْشَتِهِ
218. Diantara tanda kepintaran seseorang ialah kelemah-lembutannya dalam penghidupannya.
219- مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلاَ يُؤْذِ جَارَهُ وَمَنْ يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَ الْيَوْمِ اْلآَخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
219. Siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir, supaya tidak menyakiti tetangganya. Siapa yang beriman pada Alloh dan hari akhir, supaya menghormati tamunya. Siapa yang beriman pada Alloh dan hari akhir, supaya berbicara baik atau diam. (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Nasaai, dari Abu Suraikh dan Abu Hurairah)
220- مَنْ يَضْمَنْ لِيْ مَا بَيْنَ لِحْيَتِهِ وَ مَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةُ
220. Siapa yang memberi jaminan padaku pada apa yang ada di sekitar kedua rahang (menjaga mulut) dan kedua kakinya (menjaga alat kelamin), maka aku menjaminnya masuk surga. (HR. Bukhari, dari Sahl bin Sa’ad)
221- مَا آمَنَ بِالْقُرْآنِ مَنِ اسْتَحَلَّ مَحَارِمَهُ
221. Tidaklah beriman kepada Al-Qur’an orang yang menghalalkan apa yang diharamkan Qur’an
222- مَا حَاكَ فِيْ صَدْرِكَ فَدَعْهُ
222. Apa saja yang maju-mundur (perasaan ragu-ragu) dalam dadamu, maka tinggalkanlah. (HR. Thabrani, dari Abu Umamah)
223- مَا خَابَ مَنِ اسْتَخَارَ وَنَدِمَ مَنِ اسْتَشَارَ وَلاَ عَالَ مَنِ اقْتَصَدَ
223. Tidak rugi orang yang istikhoroh, tidak menyesal orang yang bermusyawarah, dan tidak miskin orang yang hidup hemat. HR. Thabrani, dari Anas)
224- مَا نَقَصَ مَالٌ مِنْ صَدَقَةٍ
224. Harta tidak berkurang sebab shodaqah
225- مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غَفَرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَتَفَرَّقَا
225. Tiada dua orang muslim bertemu lalu berjabatan tangan, kecuali dosanya diampuni sebelum keduanya berpisah. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dari Barra’)
226- مَا قَلَّ وَ كَفَى خَيْرٌ مِمَّا كَثُرَ وَ أَلْهَى
226. Sesuatu yang sedikit tapi mencukupi itu lebih baik daripada banyak tapi menyebabkan kelengahan. (HR. Abu Ya’la, dari Abu Sa’id)
HURUF NUN ( ن )
227- النَّدَمُ تَوْبَةٌ
227. Penyesalan merupakan taubat. (HR. Ahmad, Bukhari, dll dari Ibnu Ma’ud dan Anas)
228- النِّسَاءُ شَقَائِقُ الرِّجَالِ
228. Kaum wanita merupakan belahan (saudara kandung) kaum lelaki
229- نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ : الصِّحَّةُ وَ الْفَرَاغُ
229. Ada dua bentuk nikmat yang membuat banyak orang tertipu/lupa, yaitu kesehatan dan kesempatan. (HR. Bukhari, Tirmidzi, Ibnu Majah, dari Ibnu ABbas).
230- نِعْمَتِ الدَّارُ الدُّنْيَا لِمَنْ تَزَوَّدَ مِنْهَا ِلآخِرَتِهِ
230. Sebaik-baik rumah ialah dunia bagi orang yang menjadikannya sebagai sarana / tempat mengumpulkan bekal untuk akhiratnya
231- نَفَقَةُ الرَّجُلِ عَلَى أَهْلِهِ صَدَقَةٌ
231. Nafkah yang diberikan suami kepada keluarganya (isteri-anak) merupakan shaqadah. (HR. Bukhari dan Tirmidzi, dari Ibnu Mas’ud)
232- النَّاسُ رَجُلاَنِ : عَالِمٌ وَمُتَعَلِّمٌ وَلاَ خَيْرَ فِيْمَا سِوَاهُمَا
232. (Yang disebut) Manusia adalah dua orang, yaitu (1) orang yang ’alim (berilmu) dan (2) orang yang belajar ilmu (pelajar, santri). Tidak ada kebaikan pada selain kedua orang itu. (HR. Thabrani, dari ibnu Mas’ud)
233- النَّاسُ مَعَادِنُ
233. Manusia itu seperti barang tambang. (HR Baihaqi, dari Ibnu Abbas)
234- نِيَّةُ الْمُؤْمِنِ خَيْرٌ مِنْ عَمَلِهِ وَ عَمَلُ الْمُنَافِقِ خَيْرٌ مِنْ نِيَّتِهِ
234. Niat orang mukmin lebih baik daripada amalnya. Sedangkan amal orang munafik lebih baik daripada niatnya. (HR Baihaqi, dari Anas)
HURUF HA’ ( هـ )

235- الْهَمُّ نِصْفُ الْهَرَمِ
235. Al-Hamm (Kecemasan, kekhawatiran, duka) adalah separoh kepikunan
236- هَلْ يَكُبُّ النَّاسَ عَلَى وُجُوْهِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ
236. Bukankah yang membuat wajah manusia tertelungkup (merasa malu, hancur) itu hasil dari lisannya
237- هَلْ تُنْصَرُوْنَ وَ تُرْزَقُوْنَ إِلاَّ بِضُعَفَائِكُمْ
237. Bukankah kalian ditolong dan diberi rizki disebabkan orang-orang lemah di kalangan kalian
238- هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُوْنَ
238. Hancurlah orang-orang yang suka mengorek masalah secara dalam dan njelimet. (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, dariIbnu Mas’ud)
239- هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِالْغُلُوِّ فِى الدِّيْنِ
239. Umat sebelum kamu hancur disebabkan berlebih-lebihan / keterlaluan dalam beragama
240- هِمَّةُ الْعُلَمَاءِ الرِّعَايَةُ وَ هِمَّةُ السُّفَهَاءِ الرِّوَايَةُ
240. Himmah (kemauan) para ulama adalah ar-Ri’ayah (memelihara, mengatur, membim-bing), sedangkan himmah (kemauan) orang bodoh adalah mendongeng / bercerita. (HR. Ibnu ’Asakir, dari Hasan scr mursal).

HURUF WAWU ( و )

241- الْوَحْدَةُ خَيْرٌ مِنْ جَلِيْسِ السُّوْءِ وَ الْجَلِيْسُ الصَّالِحُ خَيْرٌ مِنَ الْوَحْدَةِ
241. Bersendirian lebih baik daripada bergaul dengan orang yang buruk, dan bergaul dengan orang shalih lebih baik daripada sendirian. (HR. Hakim dan Baihaqi, dari Abu Dzar)
242- وَيْلٌ لِلَّذِيْ يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمُ
242. Celakalah bagi orang (pelawak) yang berbicara secara bohong / dibuat-buat agar orang-orang mentertawakannya
243- وَيْلٌ ِلأُمَّتِيْ مِنْ عُلَمَاءِ السُّوْءِ
243. Celakalah bagi umatku dari kalangan ulama’ yang buruk. (HR Hakim, dari Anas)
244- وَيْلٌ لِلْمُكْثِرِيْنَ إِلاَّ مَنْ قَالَ بِالْمَالِ هَكَذَا هَكَذَا
244. Celakalah bagi orang yang menumpuk-numpuk harta sebanyak mungkin, kecuali orang yang mengatakan bahwa uang ini digunakan untuk ini, sedangkan yang ini digunakan untuk itu. (HR. Ibnu Majah, dari Abu Sa’id)

HURUF YA’ ( ي )

245- يَسِّرُوْا وَ لاَ تُعَسِّرُوْا وَ بَشِّرُوْا وَ لاَ تُنَفِّرُوْا
245. Permudahlah dan jangan mempersulit, bari kabar gembira dan jangan membuat mereka lari (kapok, jera / tidak suka)
246- الْيَمِيْنُ حِنْثٌ أَوْ نَدَمٌ
246. Bersumpah itu berakibat pelanggaran (dosa) atau penyesalan
247- الْيَوْمَ الرِّهَانُ وغَدًا السِّبَاقُ وَالْغَايَةُ الْجَنَّةُ وَالْهَالِكُ مَنْ دَخَلَ النَّارَ
247. Hari ini pasang taruhan (tombo-an, judi). Besok perlombaan. Tujuan akhirnya adalah surga, sedangkan orang yang rusak/hancur adalah orang masuk neraka
248- يَدُ اللَّهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ وَ إِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّءْبُ مِنَ الْغَنَمِ الْقَاضِيَة
248. Tangan (pertolongan) Alloh menyertai jama’ah. Srigala hanyalah memakan kambing yang memisahkan dari gerombolannya. (HR Tirmidzi, dari Ibnu Abbas)
249- يُحِبُّ اللَّهُ الْعَامِلَ إِذَا عَمِلَ أَنْ يُحْسِنَ
249. Alloh mencintai seorang pekerja yang memperbagus pekerjaannya. (HR Thabrani, dari Kulaib bin Syihab)
250- يُبْصِرُ أَحَدُكُمْ الْقَذَى فِيْ عَيْنِ أَخِيْهِ وَ يَنْسَى الْجِذْعَ فِيْ عَيْنِهِ
250. Seseorang diantara kalian ada dapat melihat kotoran (“ketek”) di mata saudaranya. Sementara itu ia sendiri lupa (tak sadar, tak nampak) ada batang pohon didepan matanya
251- الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى وَ ابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ
251. Tangan yang atas (pemberi sedekah) lebih baik daripada tangan yang bawah (pengemis). Dan mulailah (memberi sedekah, nafkah) kepada orang yang menjadi tanggungannya. (HR Ahmad, Thabrani, dari Ibnu Umar)
252- يَكُوْنُ فِيْ آخِرِالزَّمَانِ عُبَّادٌ جُهَّالٌ وَ قُرَّاءٌ فَسَقَةٌ.
252. Di akhir jaman nanti bakal ada ahli-ahli ibadah yang bodoh dan ahli-ahli qiro’ah (pembaca Qur’an) yang fasik (=perilakunya keluar dari Qur’an). (HR. Abu Nu’aim, dari Anas).