Senin, 29 Agustus 2016

Mencintai Cukup Dengan Biasa



Cinta?

Sebongkah rasa yang tak mampu kucerna, datang dan pergi tanpa mampu di duga.
Namun, ku yakin ia tetaplah anugrah. Karena tanpa cinta, hidup serasa derita.
Akupun tak menampik, betapa indah cinta dan mencinta. Namun dalam ungkapkannya Ku tak sanggup memahatnya ke dalam untaian kata yang penuh dengan romansa.
Hanya kepada-Nya tak henti diri ini memohon yang terbaik atas izin-Nya, karena segala yang ada hanyalah hamparan rasa. Dan dengan ridho-Nya lah rasa itu kan tercipta.

Namun...
Haruskah saat rasa itu menyelimuti, mata ini dibutakan?
Ketika cahayanya merekah, haruskah nurani dihinakan?
Untukku, mencintainya cukuplah dengan biasa. Takkan ada kalimat rayu mengiba, takkan pula ada harap yang 'kan melukis perihnya luka. Cukup dengan mengukir namanya di atas sajadah, yang 'kan menjadikannya bait-bait doa nan indah.

Bagiku jatuh cinta padanya cukuplah dengan biasa. Dan tak perlu ungkapan rasa yang mampu menumbuhkan duri di dada, tak butuh setangkai pujian yang kan menyemai riya di hati. Kumencintai dangan cara yang biasa, karena ku tahu akhirnya nanti takdir Ilahi lah yang terjadi.

Ku mencintai dia yang biasa. Ku takkan pernah berharap dia menjadi yang sempurna, karena sedikit kelebihanpun aku tak punya. Ku takkan terpikat pada hati yang merasa dirinya luar biasa. Ku hanya mencintainya karena dia begitu biasa, sangat sederhana. Karena yang ingin ku dapati adalah dia yang penuh taat menjaga amanah dari pencipta-Nya.
Mencintai dengan biasa, maka ku tak mau ada nafsu yang membalut rasa.

Karena segalanya akan indah, saat kelak dia menjadi ma'mum dan aku imamnya nantinya.
Karena cintaku padanya biasa, maka...
Tak ada tatapan rindu menggelora.
Tak ada ungkapan cinta menggoda.
Takkan ada ikatan semu sehina pacaran, karena ku hanya ingin menggapainya dalam alunan halal pernikahan.
Tak ada pula pertemuan, sebelum ijab dilafadzkan.

Jika takdir-Nya tak menyatukan dia denganku.
Maka diri ini menanggapinya pun dengan biasa.
Tanpa air mata.
Tanpa rasa sesak di dada.
Tanpa di selimuti luka di jiwa.
Dan tanpa kebencian yang menggelora.
Mencintai dengan biasa. Cukup disini, di relung hati. Tak butuh ada yang tahu, bahkan dia yang di cintapun tak perlu tahu.

Mencintai dengan biasa, dengan menitipkan rasa cinta ini pada-Nya ialah ALLAH Sang Pemilik Cinta.
Hingga tiba saatnya nanti, jika Dia berkenan menyatukan kita dalam indahnya ikatan suci.
Maka ketika ijab telah terucap..
Ketika hijab sudah tersingkap..
Ketika cintanya memilihku..
Maka, aku akan mencintai dia dengan luar biasa..

Sabtu, 27 Agustus 2016

Teruntuk Sang Pelumpuh Hati



Ku lukis kata untukmu yang terindah, seindah do'a di waktu duha. Seuntai kata yang terangkai dari tinta air mata, kata yang 'kan melembutkan hati para penghuni surga.

Bismillah...

Teruntuk engkau yang telah melumpuhkan hatiku.
Tak terasa detik waktu mengalun berirama dan ku masih memendam rasa, rasa yang aku tak mengerti apakah ini anugerah atau malah ujian dari-Nya. Seperti yang engkau tahu duhai yang telah melumpuhkan hatiku, aku selalu berusaha menjauh darimu, aku selalu berusaha untuk tak acuh padamu. Saat di hadapanmu, aku ingin tetap berlaku seperti biasa walau butuh usaha untuk mencapainya.

Duhai engkau yang melumpuhkan hatiku.
Aku takut hadirnya cinta dapat sejenak melupakan-Nya, jika boleh berdoa, mungkin aku ingin meminta agar Dia mengembalikan sang waktu supaya aku mampu mengatur saat-saat pertemuan itu hingga tak ada tatapan pertama yang membuat hati ini selalu mengingatmu. Jarang aku memandang wanita, namun satu pandangan saja sanggup meluluhkan hati. Andai aku buta, tentu itu lebih baik daripada harus lumpuh seperti ini.

Duhai engkau yang melumpuhkan hatiku.
Aku tahu segala sesuatu terjadi atas izin-Nya Azza Wa Jalla, termasuk sesuatu yang kini tengah terukir indah di dada. Aku yang dahulu tak mengerti cinta itu apa dan bagaimana, kini merasakannya. Merasakan lembutnya sentuhan do'a yang engkau lafadzkan di atas sajadah.

Duhai engkau yang melumpuhkan hatiku.
Maafkan lemahnya iman ini yang tak sanggup menepis bayangmu meski dalam sujud-sujud malamku, maaf apabila diri ini rapuh. Aku bukanlah seorang yang berupa atau bertahta, bukan jua seorang yang memiliki harta dan nama terjaga. Ku hanya seorang lelaki biasa yang tertatih di jalan dakwah, mendapatkan hati tulus yang mencintai atas nama Tuhannya. Mencintai wanita yang nanti akan kuseka airmatanya, kubelai rambutnya, dan kukecup keningnya.

Inginku meminta padamu duhai yang telah melumpuhkan hatiku, sudikah engkau menunggu hingga aku siap dengan tegak mengkhitbahmu dan kau pun siap dengan pinanganku? Izinkan aku yang tak sempurna dan jauh dari atas sana menyempurnakanmu, perbolehkan aku yang biasa dan berjarak dari indah ini memuliakanmu dengan caraku, kuharap nanti 'kan ada secercah cahaya-Nya menuju, dan 'kan kusiapkan langkah terbaik untuk menemanimu. Duhai engkau yang telah melumpuhkan hatiku.

Temani aku dalam perahu kehidupan yang 'kan mendayuh setelah kau utuh untukku, di mana kita akan mencoba yang terbaik sampai kita tak lagi mampu dan akhirnya berlabuh. Ingin kurayu sosok shalihah dirimu, ingin kusentuh jemari bergantung tasbihmu, ingin kudengar suara lembut tundukmu, ingin kulengkapi kau dengan ijab cintaku, sungguh meski tertatih 'kan kunanti hari itu.

Duhai engkau yang telah melumpuhkan hatiku..

Jumat, 26 Agustus 2016

Fatamorgana



Ketika tahta menguasai jiwa..
Ketika mimpi tak beralas hati nurani..
Tak peduli atas nasehat yang ada..
Hingga Allah sang pencipta dianggap tiada..

Saat logika berpikir nafas tak berakhir..
Saat jiwa merasa menang tak kan ada lawan..
Tak ada rasa takut akan hari kemudian..
Karna rasa itu tlah tertutup bisikan syetan..

Sadarlah wahai jiwa yang zolim..
Sadarlah wahai jiwa yang penuh dosa..

Kesenangan yang kau rasa bagaikan fatamorgana..
Surga yang kau rasa di dunia, sesungguhnya jalanmu ke neraka..
Segeralah bersujud mohon ampunan-NYA..
dan pergunakan waktu yang sebaik-baiknya..
Sebelum nyawa terlepas dari raga..
Hingga akhirnya penyesalanlah yang ada..

Renungan

Saat diri berada dalam nikmat dan kesenangan dunia..
Kadang hati ini meninggi, Akal ini melupa..
Hingga tanpa sadar tiada syukur yang tercipta..
Bagai berjalan dibara api yang tak merasa
sakit..

Begitulah hati tat kala diselimuti kegelapan dan keangkuhan..
Terjerat.. Tersesat..
Membuat hati meringis diselingi gelisah tiada henti..
Ketenangan menjadi sesuatu yang sangat di rindukan oleh hati..
Maka dari itu, Syukuri lah atas apa yang di miliki..
Niscaya kan membawa hati pada ketenangan dan ketentraman..

Menginginkan Yang Baik, Dengan Cara Yang Baik

Wahai akhi..
Apakah engkau tahu ya akhi,
Seorang perempuan itu punyai hati yang halus..
Janganlah dekati dia jika hanya ingin basa-basi..
Jangan bilang cinta jika ingin pakaikan mahkota zina..
Karena engkau harus tau akhi,
Susah payah ayah bundanya menjaga dia dengan sepenuh jiwanya..
Jangan kotori dia dengan pacaran yang berbalut angkara murka sang Pencipta..
Jika inginkan dia..
Jika cintai dia..
Jika sayangi dia..
Halalkanlah dia, dengan datangi kedua orang tuanya..
Dan memohonlah restu kedua orangtuanya tuk menikahinya..
Kiranya itu lebih baik yang Insya Allah sang Penciptapun kan Meridhoinya..

Perbaiki Diri Lebih Baik



Janganlah pernah melihat seseorang hanya satu sisi..
Mungkin hari ini dia adalah yang susah dalam beribadah..
Esok lusa mungkin dia adalah yang ikhlas dalam beristiqomah..
Hari ini mungkin dia sosok yang kasar dan keras dalam berucap tanpa menjaga kata-kata yang terucap..
Esok lusa mungkin dia adalah sosok yang lembut dalam berucap dan menjaga setiap kata yang terucap..
Hari ini mungkin dia adalah sosok yang ingkar kepada ALLAH Ta’ala..
Esok lusa mungkin dia menjadi sosok yang ta’at dalam menjalankan printah-NYA..


Kita tidak pernah tahu, dan tidak akan tahu..
Tugas kita bukanlah menerka-nerka seseorang..
Tapi mengajak sesama ke jalan ALLAH dan saling mendo’akan ..
Agar setiap jejak langkah perbuatan..
Adalah sebuah kebaikan yang kan datangkan kebahagiaan..
Maka janganlah hina permulaan seseorang..
Karena kita tidak akan pernah tahu bagaimana pengakhirannya..

Sudah tahu itu hal yang di larang, tapi masih di lakukan..
Sudah tahu sering di kecewakan, tapi tetap di lanjutkan..
Sudah tahu sering di lukai, tapi masih saja di jalani..
Walaupun katanya tidak membawa kepada hal yang menjerumuskan..
Tapi nyatanya itu adalah awal dari kemaksiatan..
Jika memang sudah mampu maka halalkan..
Jika belum mampu lebih baik do'akan dan perbaiki diri dalam ketaatan..
bukan maksud diri ini tuk menggurui..
bukan maksud hati ini tuk menjadi insan yang sok suci..
bukan pula ingin menunjukan kemunafikan dalam diri..
karena diri ini hanya ingin mengajak dan mengingatkan..
untuk mampu menjaga diri dari perkara yang di murkai..
dan semoga kita bisa belajar untuk baik dalam menempatkan..
atas apa yang di larang dan atas apa yang di perintahkan..

PERMULAAN INDAH AWAL TIPU DAYA SETAN

Pada permulaan semua terasa indah, tak bercela, menyenangkan tanpa duka..
Berjanji setia, tanpa akan buat kecewa apa lagi menggoreskan luka..
Dengan kata-kata indah penuh romansa buat dunia seakan milik berdua..
Sadarilah segalanya adalah kesalahan yang dapat merusak dan mengotori fitrah cinta yang semestinya..

Karena itu lah awal dari tipu daya setan yang menyesatkan..
Hingga buat diri seakan terlena akan apa yang harusnya ditinggalkan..
Dan lupa bahwa itu adalah sebuah larangan yang di haramkan..
Memang mulanya selalu lapang dan tanpa ragu..
Hingga pada akhirnya akal dan pikiranpun terambil alih oleh nafsu..

Dari itu sebuah pilihan atas segala sesuatunya ada pada diri kita sendiri..
Kemuliaan kah..?
Ataukah penyesalan?

NIKMAT MANA LAGI YANG DI DUSTAKAN??



Nikmat manakah yang kita dustakan..?
Kala bahagia menyapa dengan bejuta kegembiraan..
Tak jarang dari kita larut dalam kebahagian dengan cara yang berlebihan..
Hingga tiada syukur yang terucapkan..
Dan akhirnya Allah pun di duakan..

Nikmat manakah yang kita dustakan..?
Kala derita menyayat hati penuh kelukaan..
Hingga kewajiban menjadi terabaikan..
Hanya keluh, kesah, yang engkau pertanyakan..
Bagaikan hidup di dunia adalah sebuah kesalahan..
Hingga yang terlintas dalam pikiran..
Menjadikan Allah lah yang di persalahkan..

Dimanakah rasa syukur..?
Di saat bahagia yang terasa..
Mata seakan di butakan oleh dunia..
Di saat derita yang tercipta..
Hati seakan tertutup oleh kekecewaan pada sang pencipta..

Ketahuilah, di saat bahagia ataupun derita..
Itu adalah sebuah anugerah yang di titipkan-NYA..
Maka syukurilah setiap proses yang tercipta..
Jadilah pribadi yang senantiasa pandai mensyukuri..
Di setiap jengkal kehidupan yang di jalani..

UKHTY, ENGKAU MAKHLUK PENUH KEMULIAAN



Ukhty,

Sesungguhnya kau di ciptakan dengan segala keistimewaan..
Hingga dalam Islam pun kau di jadikan makhluk penuh dengan kemuliaan..
Namun mengapa kau jadikan kemuliaan sebagai pengekangan..
Dan apa yang di perintahkan kau anggap sebagai ketidakbebasan..

Ketahuilah..

Islam mengajarkan untuk menutup aurat tidak lain adalah untuk menjaga kemuliaan..
Menghindarimu dari tatapan yang mampu menjerumuskan..
Melindungimu dari pandangan yang berujung pada kemaksiatan..
Menjagamu dari prilaku yang bisa merusak kehormatan..

Janganlah bangga pada kecantikan yang kau tampakan..
Janganlah bangga ketika kecantiaknmu menuai banyak pujian..
Janganlah bangga ketika kecantikanmu menjadikannya pusat dari pandangan..

Hakikatnya engkau adalah makhluk yang penuh kemuliaan..
Maka jagalah semua itu dengan apa yang di perintahkan..
Sehingga apa yang kau lakukan berujung pada keridhoan..

Istikharah Cinta



Kala hati penuh rindu..
Berselimutkan sayup-sayup bisik namamu..
Tersembunyi dalam hati dengan harapan yang suci..
Telah lama diri menanti hadirmu seseorang yang di Ridhoi..
Dalam penantian suci..
Dalam indahnya Istikharah diri..
Berharap semua terjadi..
Di waktu yang pasti yang di Ridhoi sang Illahi..

Rabbku..
Jika memang adanya jauh untukku..
Dekatkan dia atas Ridho-MU..
Jika memang adanya sulit untuku..
Mudahkanlah atas Izin-Mu..
Jika memang dia bukan yang terbaik untukku..
Berikan satu yang pasti yang terbaik menurut pilihan-MU..

Rabbku..
Bimbinglah diri tentukan pilihan..
Satu nama yang di pinta..
Menjadi yg pasti untuk di cinta..